ANANDA.png

JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut, dalam sembilan tahun ke depan atau pada 2030,<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/potensi-ekonomi-digital"> ekonomi digital</a> Indonesia akan melesat 800%.&nbsp;Meroketnya ekonomi digital Indonesia, kata Lutfi harus dimanfaafkan anak muda Indonesia dengan menjadi entrepreneur di bidang teknologi. Pelaku usaha muda harus menciptakan disrupsi ekonomi digital dan harus bisa menciptakan nilai tambah di Indonesia.“Ekonomi digital Indonesia akan tumbuh dari Rp632 triliun pada 2020 menjadi Rp 4.531 triliun pada akhir 2030 atau tumbuh 800 persen dalam sembilan tahun ke depan,” kata dia dilansir dari keterangan resmi, Sabtu 20 November 2021.Menurut Lutfi, disrupsi di dalam teknologi menjadi hal yang penting untuk pelaku ekonomi baru. Pada 2020, ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp15.400 triliun atau setara US$1,1 triliun dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara Rp24.000 triliun—Rp30.000 triliun.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sulitnya-jadi-putri-inggris-berikut-13-aturan-kerajaan-yang-harus-diikuti-kate-middleton">Sulitnya Jadi Putri Inggris, Berikut 13 Aturan Kerajaan yang Harus Diikuti Kate Middleton</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/nam-air-siap-buka-lagi-rute-jakarta-muara-bungo">NAM Air Siap Buka Lagi Rute Jakarta-Muara Bungo</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jamkrindo-boyong-umkm-binaan-di-world-superbike-2021">Jamkrindo Boyong UMKM Binaan di World Superbike 2021</a></li></ul>Pertumbuhan terbesar sebesar 34% berasal dari perdagangan secara elektronik dengan nilai sekitar Rp1.908 triliun atau US$120 miliar. Namun, yang terpenting adalah bidang pendidikan sebesar 3% dengan nilai Rp160 triliun dan kesehatan sebesar 8% dengan nilai sekitar Rp476 triliun.&nbsp;“Pendidikan sangat penting, hari ini, lulusan SMA hanya 60 persen dari angkatan kerja. Di masa yang akan datang harus dikonversi menjadi 99 persen. Untuk mengejar hal tersebut, harus didukung teknologi pendidikan,” jelas Lutfi.Terkait kesehatan, lanjutnya, setiap dokter yang lulus harus menanggung 600 pasien baru. “Oleh sebab itu, kita harus mendapatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan kepada angkatan kerja muda.”Mendag Lutfi menjelaskan, pada 2020, ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$44,0 miliar akan tumbuh delapan kali lipat menjadi US$323,6 miliar pada 2030. Artinya, akan tumbuh enam kali lebih besar dibanding Malaysia, tujuh kali lebih besar dibanding Filipina, sembilan kali lebih besar dibanding Singapura, dan empat kali lebih besar dari Vietnam.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/cukai-rokok-naik-gelombang-pengangguran-meningkat">Cukai Rokok Naik, Gelombang Pengangguran Meningkat</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ufo-berbentuk-donat-melintas-langit-swiss-dan-tertangkap-kamera">UFO Berbentuk Donat Melintas Langit Swiss dan Tertangkap Kamera</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/inflasi-di-as-melejit-bank-indonesia-bakal-kerek-suku-bunga-acuan">Inflasi di AS Melejit, Bank Indonesia Bakal Kerek Suku Bunga Acuan?</a></li></ul>“Jika indeks per kapita naik dari US$162,8/kapita menjadi sama dengan Malaysia sebesar US$1.403,1/kapita, maka ekonomi digital Indonesia tumbuh menjadi US$417 miliar. Ini merupakan salah satu yang paling besar,” terang Lutfi.Dikatakan Mendag Lutfi, tren ke depan di antaranya 5G, Internet of Things (IoT), blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing akan mengubah dan mempengaruhi hidup masyarakat Indonesia.&nbsp;“Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Teknologi pertanian (agritech), teknologi keuangan (fintech), teknologi Pendidikan (edutech), dan teknologi kesehatan (healthtech) akan berubah selamanya dan ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang.”

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Pedagang mengoperasikan gawai di salah kios pasar tradisional kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa, 7 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Pengembangan SDM Digital .jpg

Anak Muda Siap-Siap! Ekonomi Digital Indonesia Ditaksir Meroket 800 Persen pada 2030