RUMPI.png

<p>JAKARTA - Trauma pada masa kanak-kanak seperti terjadinya kekerasan, peristiwa berbahaya, atau mengancam jiwa seringkali menimbulkan respon negatif pada anak. Salah satunya adalah rasa takut yang bisa menjadi stres berkepanjangan.&nbsp;</p><p>Penelitian menunjukkan bahwa dampak panjang dari trauma masa kanak-kanak dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, masalah hukum, ketidakmampuan untuk menjaga hubungan, tantangan akademis dan pekerjaan, serta masalah kesehatan fisik dan mental yang berkelanjutan.</p><p>Duygu Balan LPCC, Konselor klinis profesional mengatakan pada Psychology Today 10 cara membantu Anak mengatasi rasa trauma.&nbsp;</p><h2>1. Utamakan Keselamatan Anak</h2><p>Setelah kejadian traumatis, bantulah anak Anda memahami bahwa itu bukan kesalahannya. Yakinkan mereka bahwa Anda akan melakukan segala daya Anda untuk menjaga mereka tetap aman.</p><h2>2. Komunikasi Terbuka</h2><p>Jawab semua pertanyaan mereka. Dorong anak Anda untuk membicarakan perasaannya dan memvalidasi emosinya.</p><h2>3. Tetapkan Rutinitas Harian yang Konsisten&nbsp;</h2><p>Waktu tidur yang serupa, waktu makan yang teratur, dan ekspektasi yang jelas akan memperkuat rasa aman. Meskipun ini terdengar mendasar.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bahlil-tegaskan-tak-akan-beri-izin-e-commerce-ke-tik-tok">Bahlil Tegaskan Tak Akan Beri Izin e-Commerce ke TikTok</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hingga-agustus-2023-penyaluran-kur-di-ntt-capai-rp-1-77-triliun">Hingga Agustus 2023, Penyaluran KUR di NTT Capai Rp1,77 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/soal-relokasi-warga-rempang-pilih-ruko-ketimbang-rusun">Soal Relokasi, Warga Rempang Pilih Ruko Ketimbang Rusun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hari-tani-ylbhi-usung-8-tuntutan-pada-pemerintah-termasuk-pembatalan-psn">Hari Tani: YLBHI Usung 8 Tuntutan pada Pemerintah, Termasuk Pembatalan PSN</a></li></ul><h2>4. Ikuti Proses Anak</h2><p>Sesuaikan dengan kebutuhan mereka dan biarkan mereka pulih sesuai kecepatan mereka sendiri sambil sebisa mungkin tetap melakukan rutinitas sehari-hari.</p><h2>5. Turun ke Level Anak</h2><p>Ingat, ketika berbicara dengan anak-anak, Anda bertubuh lebih besar dan mungkin terlihat mengintimidasi. Pertimbangkan untuk sejajar dengan mata anak Anda dan pastikan nada suara Anda tenang.</p><h2>6. Bicaralah dalam Bahasa yang Dapat Anak Pahami</h2><p>Pantau pilihan kata Anda dan gunakan frasa yang tidak terlalu rumit, pastikan apa yang Anda sampaikan adalah informasi yang benar, dan katakan pesan Anda tanpa menyalahkan.</p><h2>7. Validasi Emosi Anak</h2><p>&nbsp;Validasi seperti, “Saya paham kamu merasa takut saat ini” akan membuat anak merasa didengar dan dilihat. Ini juga akan meningkatkan kemampuan mereka untuk menyebutkan emosi mereka.</p><h2>8. Bacalah Buku dengan Pengalaman Serupa</h2><p>Ada banyak sekali sumber, buku bergambar, buku pengembangan diri, dan buku yang membahas perjuangan seperti kesedihan, intimidasi, memiliki orang tua yang sakit, dan banyak lagi.&nbsp;</p><p>Membaca buku yang sesuai dengan pengalaman mereka memungkinkan anak untuk mengeksplorasi diri dan memunculkan diskusi-diskusi.</p><h2>9. Contohkan Manejemen Diri</h2><p>Sebagai orang tua atau pengasuh, kita dapat mencontohkan teknik manajamen diri dan perhatian serta menormalkan emosi yang sulit sambil menunjukkan kepada mereka cara kita mengatasinya.</p><h2>10. Ajari Teknik Menenangkan Diri</h2><p>Bantu anak Anda menemukan strategi penanggulangannya sendiri dengan memberitah&nbsp; mereka pada langkah-langkah sederhana namun efektif untuk mengatasi trauma, seperti berolahraga, berjalan-jalan di luar, mencoba yoga anak-anak, atau melakukan latihan pernapasan.</p>

RIZKY CHANDRA.png

Kecemasan pada anak

Ahli: Bantu Anak Anda Atasi Trauma dengan 10 Cara Ini 

Trauma pada masa kanak-kanak seperti terjadinya kekerasan, peristiwa berbahaya, atau mengancam jiwa seringkali menimbulkan respon negatif pada anak. Salah satunya adalah rasa takut yang bisa menjadi stres berkepanjangan. 