IDHAM.png

<p>JAKARTA - Pasar kripto kembali bergejolak di awal tahun 2025 dengan volatilitas tinggi dan likuidasi besar-besaran. Pada 3 Februari, total likuidasi mencapai lebih dari Rp34 triliun dalam sehari, mengguncang para investor.&nbsp;</p><p>Bitcoin sendiri mengalami koreksi tajam setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH), turun hingga menyentuh level US$93.629 atau sekitar Rp1,542 miliar. Lantas, apakah ini menjadi pertanda akhir dari bull run Bitcoin?</p><h3>Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Bitcoin</h3><p>Sejumlah faktor eksternal turut memicu ketidakstabilan di pasar kripto. Salah satunya adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Donald Trump serta peluncuran model kecerdasan buatan DeepSeek dari China. Kedua faktor ini memperparah fluktuasi harga Bitcoin dan altcoin lainnya.</p><p>Selain itu, gelombang likuidasi besar-besaran yang terjadi di pasar turut menyeret kapitalisasi pasar kripto ke bawah. Namun, di tengah kondisi ini, analisis teknikal menunjukkan pola "cup and handle," yang sering kali dikaitkan dengan sinyal bullish dan potensi reli lanjutan.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/apbn-ketat-asn-bakal-wfh-demi-hemat">APBN Ketat, ASN Bakal WFH Demi Hemat</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/melambung-45-3-persen-xl-axiata-excl-raup-laba-rp-1-85-triliun">Melambung 45,3 Persen, XL Axiata (EXCL) Raup Laba Rp1,85 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/beda-nasib-antara-medc-dan-wins-terkait-penghentian-ekspor-gas">Beda Nasib Antara MEDC dan WINS Terkait Penghentian Ekspor Gas</a></li></ul><h3>Pola "Cup and Handle" Sebagai Indikasi Tren Bullish</h3><p>Pola "cup and handle" merupakan formasi teknikal yang menandakan fase konsolidasi sebelum pergerakan naik yang lebih kuat. Bagian "cup" mencerminkan pemulihan harga setelah mengalami penurunan, sedangkan "handle" menunjukkan fase koreksi ringan sebelum harga kembali melonjak.</p><p>Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, menyoroti pola ini sebagai tanda bahwa momentum kenaikan Bitcoin masih kuat. Menurutnya, meskipun banyak investor khawatir bull run telah usai, pola ini justru menunjukkan adanya potensi reli lebih lanjut.&nbsp;</p><p>"Fase konsolidasi ini penting untuk membangun fondasi yang lebih kokoh sebelum Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi," ujarnya melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Kamis, 6 Februari 2025.&nbsp;</p><h3>Optimisme Terhadap Bitcoin Masih Tinggi</h3><p>Setelah Bitcoin mencapai level US$109.100 saat pelantikan Donald Trump, banyak analis memperkirakan potensi kenaikan hingga US$200 ribu pada tahun ini. Beberapa indikator teknikal seperti osilator M2 dan ekstensi Fibonacci juga mengonfirmasi tren <i>bullish</i> tersebut.</p><p>Fyqieh menjelaskan bahwa osilator M2 telah memberikan sinyal beli yang kuat. Selain itu, ekstensi Fibonacci memprediksi Bitcoin bisa mencapai US$225 ribu pada Juni 2025. Jika skenario ini terjadi, maka pasar kripto akan memasuki salah satu fase <i>bull run</i> terbesar dalam sejarahnya.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/regulasi-stablecoin-mengguncang-pasar-kripto-ini-prediksi-selanjutnya"><strong>Regulasi Stablecoin Mengguncang Pasar Kripto, Ini Prediksi Selanjutnya!</strong></a></li></ul><p>Ia juga menambahkan bahwa pola volatilitas yang terjadi saat ini mirip dengan siklus sebelumnya sebelum lonjakan harga besar. "Jika melihat sejarah, periode volatilitas tinggi sering kali menjadi awal dari pergerakan harga yang signifikan. Investor harus tetap waspada dan memanfaatkan peluang yang ada," jelasnya.</p><h3>Tantangan dari Regulasi dan ETF Bitcoin</h3><p>Meskipun prospek Bitcoin terlihat cerah, kebijakan pemerintah Amerika Serikat masih menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga.&nbsp;</p><p>Spekulasi bahwa BTC akan dijadikan aset cadangan strategis sempat mendorong harga ke level tertinggi US$109.312 pada Januari lalu. Namun, pernyataan terbaru dari David Sacks, AI dan Crypto Czar AS, meredam optimisme tersebut dengan menegaskan bahwa proses ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.</p><p>Selain itu, minat terhadap ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat juga mengalami perlambatan. Berdasarkan data dari Farside Investors, arus masuk bersih pada 5 Februari hanya mencapai US$22 juta, menunjukkan sikap hati-hati investor terhadap pasar yang masih bergejolak.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lk-21-bahaya-berikut-5-situs-streaming-film-yang-aman">LK21 Bahaya, Berikut 5 Situs Streaming Film yang Aman</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lk-21-sarangfilm-21-ilegal-berikut-8-situs-streaming-film-yang-aman">LK21- Sarangfilm21 Ilegal, Berikut 8 Situs Streaming Film yang Aman</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/link-live-streaming-timnas-indonesia-vs-india-di-mandiri-challenge-u-20">Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs India di Mandiri Challenge U-20</a></li></ul><h3>Apakah Bull Run Bitcoin Akan Berlanjut?</h3><p>Meskipun pasar mengalami tekanan, indikator teknikal seperti pola "cup and handle," ekstensi Fibonacci, dan osilator M2 masih mendukung skenario bullish bagi Bitcoin. Dengan potensi kenaikan harga hingga US$225 ribu pada pertengahan 2025, optimisme terhadap reli besar berikutnya tetap tinggi.</p><p>Namun, investor tetap perlu berhati-hati terhadap risiko yang ada, termasuk regulasi dan likuidasi besar-besaran yang dapat memengaruhi tren jangka pendek.&nbsp;</p><p>Seperti yang diungkapkan Fyqieh, "Di tengah volatilitas tinggi, penting bagi investor untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Memahami pola pasar dan menerapkan manajemen risiko tetap menjadi kunci sukses dalam trading kripto."</p>

AMIRUDDIN ZUHRI.png

closeup-golden-bitcoins-dark-reflective-surface-histogram-decreasing-crypto.jpg

Pasar kripto kembali bergejolak di awal tahun 2025 dengan volatilitas tinggi dan likuidasi besar-besaran. Pada 3 Februari, total likuidasi mencapai lebih dari Rp34 triliun dalam sehari, mengguncang para investor. Bitcoin sendiri mengalami koreksi tajam setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH), turun hingga menyentuh level US$93.629 atau sekitar Rp1,542 miliar. Lantas, apakah ini menjadi pertanda akhir dari bull run Bitcoin?

Harga Emas Hari Ini

Bitcoin Alami Koreksi Tajam: Akankah Bull Run Berakhir?