IDHAM.png

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat strategi manajemen risiko guna menjaga kualitas kredit, khususnya di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini penting mengingat porsi kredit UMKM di BRI saat ini mencapai 81,97% dari total portofolio pembiayaan.Strategi tersebut menjadi perhatian utama di tengah potensi tantangan ekonomi seperti perlambatan konsumsi rumah tangga yang dapat berdampak pada kinerja sektor UMKM.Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menjelaskan bahwa perusahaan saat ini sedang melakukan penataan ulang terhadap organisasi manajemen risiko agar lebih adaptif terhadap tantangan bisnis.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sejarah-hari-buruh-jejak-perlawanan-kelas-pekerja">Sejarah Hari Buruh, Jejak Perlawanan Kelas Pekerja</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bertaruh-nyawa-di-wahana-hiburan-ketika-k-3-belum-jadi-perhatian">Bertaruh Nyawa di Wahana Hiburan: Ketika K3 Belum jadi Perhatian</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/meninjau-realisasi-janji-prabowo-gibran-bagi-buruh-pada-may-day-2025">Meninjau Realisasi Janji Prabowo-Gibran bagi Buruh pada May Day 2025</a></li></ul>“Kami sedang menata ulang organisasi manajemen risiko agar dapat menjadi balancing sekaligus mengawal mitigasi risiko di lini bisnis. Fokus kami terbagi menjadi dua area besar, yaitu retail risk dan wholesale risk, termasuk risiko digital dan IT,” ujar Mucharom dalam konferensi pers paparan kinerja BRI kuartal I-2025 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, 30 April 2025.&nbsp;Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa ada empat pilar utama dalam penguatan sistem manajemen risiko BRI:<ol><li>Struktur Organisasi Penataan kembali organisasi manajemen risiko agar lebih efisien dan mampu merespons dinamika pasar.</li><li>Kemampuan dan Kapasitas SDM Evaluasi terhadap kompetensi dan kecukupan jumlah personel di berbagai lini, khususnya di bidang bisnis.</li><li>Sistem dan Tools Risiko Review menyeluruh terhadap sistem credit scoring, credit rating yang lebih granular sesuai sektor ekonomi dan wilayah, serta peningkatan sistem deteksi fraud dan early warning system.</li><li>Perbaikan Proses Bisnis Evaluasi menyeluruh terhadap proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyaluran dan pengelolaan kredit.</li></ol>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/lo-kheng-hong-kantongi-rp-13-47-miliar-dari-dividen-bbri">Lo Kheng Hong Kantongi Rp13,47 Miliar dari Dividen BBRI</a>Pendekatan Selektif untuk Kredit UMKMTerkait kredit UMKM yang mendominasi portofolio BRI, Mucharom menekankan pentingnya pertumbuhan kredit yang tetap selektif agar kualitas tetap terjaga.“Kami menerapkan pendekatan tumbuh namun selektif. Ini penting agar pembiayaan tetap berkelanjutan,” jelasnya.Selain itu, BRI memperkuat fungsi monitoring dan early warning system agar dapat mengetahui kondisi terkini nasabah secara cepat dan akurat. Strategi ini diimbangi dengan upaya edukasi dan pemberdayaan UMKM melalui berbagai program unggulan seperti Desa Brilian, Plasterku Hidupku, dan Rumah BUMN.“Program-program ini bukan hanya tentang akses pembiayaan, tetapi juga pelatihan usaha, literasi keuangan, dan pendampingan agar UMKM naik kelas dan lebih resilien,” tambah Mucharom.Kredit Bukan Sekadar Penyaluran, Tapi Proses BerkelanjutanDirektur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa peran bank dalam menyalurkan kredit tidak berhenti setelah dana disalurkan. Justru proses baru dimulai setelah kredit diberikan.“Berbeda dengan sektor consumer goods yang selesai setelah barang dijual, di BRI justru pekerjaan baru dimulai ketika kredit dicairkan. Kita harus memantau perkembangan usaha nasabah secara berkelanjutan,” jelas Hery.Ia menyampaikan bahwa pemantauan tersebut mencakup kunjungan langsung ke nasabah untuk mengetahui apakah usaha mereka mengalami pertumbuhan atau justru penurunan. Bila ditemukan potensi masalah, BRI akan segera mengambil langkah antisipatif.“Kalau bisnis nasabah menurun, kita bantu cari solusi. Kalau perlu dilakukan penyesuaian, kita lakukan — tapi tidak boleh terlambat. Prinsipnya, bank dan nasabah harus tumbuh bersama,” tegasnya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/mind-id-gaet-danantara-garap-proyek-hilirrisasi-senilai-rp-241-2-triliun">MIND ID Gaet Danantara Garap Proyek Hilirisasi Rp241,2 T</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dividen-rp-31-40-triliun-cair-saham-bbri-langsung-ngacir">Dividen Rp31,40 Triliun Cair, Saham BBRI Langsung Ngacir</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kasus-hukum-terpa-sritex-usai-phk-massal-dugaan-korupsi-kredit-bernilai-triliunan">Kasus Hukum Terpa Sritex Usai PHK Massal: Dugaan Korupsi Kredit Bernilai Triliunan</a></li></ul>Visi Jangka Panjang: UMKM Naik KelasHery juga menekankan bahwa tujuan utama BRI dalam pembiayaan bukan sekadar memenuhi target penyaluran kredit, tetapi mendorong nasabah untuk naik kelas dari mikro ke UMKM, dari UMKM ke SME, dan seterusnya hingga ke segmen korporat.“Inilah konsep yang ingin kami bangun: bank dan nasabah tumbuh bersama. Dari pembiayaan mikro, nasabah bisa berkembang menjadi pelaku usaha komersial bahkan korporasi,” pungkas Hery.&nbsp;

Logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Update Logo BRI - Panji 2.jpg

Logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat strategi manajemen risiko guna menjaga kualitas kredit, khususnya di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini penting mengingat porsi kredit UMKM di BRI saat ini mencapai 81,97% dari total portofolio pembiayaan.

Harga Emas Hari Ini

BRI Jaga Kualitas Kredit UMKM di Tengah Ancaman Lesunya Konsumsi, Ini Strateginya