JAKARTA - Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah muncul kabar bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump menetapkan tarif impor sebesar 245% terhadap barang-barang asal Negeri Tirai Bambu.&nbsp;Angka fantastis ini sontak menjadi sorotan dunia internasional, terutama karena berpotensi mengguncang perekonomian global dan memicu respons balasan dari China. Namun, di balik headline yang bombastis, terdapat fakta menarik yang sering kali luput dari perhatian publik.<h3>245 Persen: Tarif Gabungan, Bukan Tarif Baru</h3>Kabar bahwa AS menerapkan tarif tunggal 245% terhadap seluruh produk China ternyata tidak sepenuhnya akurat. Angka tersebut memang tercantum dalam Fact Sheet resmi Gedung Putih yang dirilis pada 15 April 2025, namun bukan sebagai tarif tunggal baru, melainkan sebagai akumulasi dari sejumlah kebijakan tarif yang telah diberlakukan sebelumnya.Rinciannya terbagi menjadi tiga bagian besar. Pertama adalah tarif resiprokal sebesar 125%, yang diklaim sebagai respons atas praktik dagang tidak adil dari China.&nbsp;Kedua, ada tambahan tarif 20% terkait isu fentanyl, zat narkotika sintetis yang disebut-sebut banyak diproduksi di China dan menjadi momok di AS. Terakhir, tarif Section 301 berkisar antara 7,5% hingga 100%, yang diterapkan tergantung pada jenis barang.Gabungan tarif inilah yang membentuk total hingga 245% untuk beberapa barang tertentu seperti mobil listrik dan alat suntik asal China. Dengan kata lain, kebijakan ini tidak menyasar seluruh produk dari China secara seragam, melainkan sangat tergantung pada klasifikasi dan konteks perdagangannya.&nbsp;Beberapa media seperti USA Today juga menegaskan bahwa tarif baru Trump hanya mencakup angka 145%, dan sisanya adalah bagian dari kebijakan terdahulu.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/melihat-cadangan-emas-indonesia-di-tengah-kelangkaan-akibat-lonjakan-harga">Melihat Cadangan Emas Indonesia di Tengah Kelangkaan Akibat Lonjakan Harga</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dapur-mbg-kalibata-beroperasi-lagi-hari-ini-setelah-rugi-rp-1-miliar">Dapur MBG Kalibata Beroperasi Lagi Hari Ini Setelah Rugi Rp1 Miliar</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ngacir-terus-harga-emas-antam-hari-ini-naik-rp-32-000">Ngacir Terus, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp32.000</a></li></ul><h3>Respons China: Balas Lewat Komoditas Strategis</h3>Tak butuh waktu lama bagi pemerintah China untuk menunjukkan responsnya. Jika AS menggunakan tarif sebagai alat tekanan ekonomi, maka China memilih jalur balasan yang lebih strategis dengan menghentikan impor komoditas penting dari AS dan mempersulit perusahaan-perusahaan besar Amerika beroperasi di pasar China.Salah satu balasan paling signifikan datang dari sektor pertanian, yakni penghentian impor kedelai AS. Komoditas ini bukan hanya produk pertanian biasa. Bagi politik domestik Amerika, kedelai adalah simbol kekuatan negara bagian agraris dan memiliki pengaruh besar dalam pemilihan umum.China, yang selama bertahun-tahun menjadi pembeli utama kedelai AS, menghentikan impor senilai lebih dari US$ 15 miliar. Sebagai gantinya, Beijing mengalihkan pembelian ke negara lain, terutama Brasil, yang kini menikmati lonjakan permintaan dan kenaikan harga.&nbsp;Langkah ini bukan keputusan emosional, melainkan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap AS.Akibatnya, petani di AS mengalami kerugian besar. Harga kedelai menurun, stok melimpah, dan banyak yang merasa dikhianati oleh kebijakan proteksionis Trump. Secara politik, ini melemahkan dukungan di wilayah yang sebelumnya menjadi basis kuat pendukung Partai Republik.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/melihat-cadangan-emas-indonesia-di-tengah-kelangkaan-akibat-lonjakan-harga">Melihat Cadangan Emas Indonesia di Tengah Kelangkaan Akibat Lonjakan Harga</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dapur-mbg-kalibata-beroperasi-lagi-hari-ini-setelah-rugi-rp-1-miliar">Dapur MBG Kalibata Beroperasi Lagi Hari Ini Setelah Rugi Rp1 Miliar</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ngacir-terus-harga-emas-antam-hari-ini-naik-rp-32-000">Ngacir Terus, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp32.000</a></li></ul><h4>Jet Boeing Jadi Korban Berikutnya</h4>Selain pertanian, China juga menyasar sektor industri strategis, yakni industri penerbangan. Saham Boeing, salah satu eksportir terbesar AS, turun 1% setelah muncul kabar bahwa otoritas China memerintahkan maskapai dalam negeri untuk menolak seluruh pengiriman jet Boeing. Media AFP Prancis menyebut langkah ini sebagai balasan langsung atas kebijakan tarif Trump.Keputusan ini sangat berdampak pada Boeing karena perusahaan ini baru menerima pembayaran saat pesawat dikirim, bukan saat diproduksi. Hingga akhir 2024, terdapat 55 pesawat Boeing yang belum bisa dikirim, sebagian besar ke China dan India.China adalah pasar pesawat terbesar di dunia, dengan proyeksi permintaan lebih dari 8.800 unit dalam 20 tahun ke depan. Dengan dikeluarkannya Boeing dari pasar China, AS tidak hanya kehilangan potensi pendapatan besar, tetapi juga menghadapi risiko pengurangan tenaga kerja. Kondisi tersebut sontak membuat Trump naik pitam."China baru saja mengingkari kesepakatan besar Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka 'tidak akan mengambil alih' pesawat yang sepenuhnya dikomitmenkan tersebut." tulis Trump di laman Sosial Medianya dikutip Kamis, 17 April 2025.Tak hanya itu, sejak dua kecelakaan fatal 737 Max pada 2018-2019, reputasi Boeing sudah mulai menurun. China menjadi negara terakhir yang mengizinkan 737 Max kembali terbang, yang menunjukkan bahwa kepercayaan pasar pun tengah diuji.Dari perspektif Beijing, tarif yang diterapkan AS bukan sekadar instrumen ekonomi, tetapi telah digunakan sebagai senjata politik. Kedutaan Besar China di Washington menyebut kebijakan tarif Trump sebagai langkah tidak adil dan bermotif politis.&nbsp;Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China meminta konfirmasi resmi dari AS dan menyerukan pendekatan dialog, bukan konfrontasi.Tindakan China menolak kedelai dan jet Boeing bisa dibaca sebagai strategi serangan balik terukur yang menyasar titik lemah ekonomi dan politik AS. Tidak dengan teriakan, tapi lewat kebijakan senyap yang dampaknya bisa sangat besar.Konflik dagang ini memperlihatkan satu hal penting, bahwa kekuatan ekonomi global tidak hanya ditentukan oleh teknologi tinggi atau kekuatan militer, tetapi juga oleh komoditas strategis. Kedelai dan pesawat menjadi alat negosiasi yang sama pentingnya dengan tarif dan sanksi.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato tentang tarif di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, DC, AS, 2 April 2025.

Jika AS menggunakan tarif sebagai alat tekanan ekonomi, maka China memilih jalur balasan yang lebih strategis dengan menghentikan impor komoditas penting dari AS dan mempersulit perusahaan-perusahaan besar Amerika beroperasi di pasar China.

Harga Emas Hari Ini

China Balas Tarif 245 Persen AS Lewat Kedelai dan Boeing