JAKARTA - &nbsp;Dalam kurun waktu tiga bulan pertama tahun 2025, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh menghadapi lonjakan kasus WNI bermasalah secara signifikan.&nbsp;Sebanyak 1.301 kasus tercatat. Angka ini meningkat 174% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ini berarti setiap hari kerja, KBRI Phnom Penh harus menangani sekitar 20 hingga 25 kasus baru, mayoritas di antaranya melibatkan penipuan daring (online scam).Dari total 1.301 kasus, sebanyak 1.112 kasus atau 85% terkait langsung dengan kejahatan penipuan daring, yang dilakukan oleh WNI terhadap sesama warga Indonesia di Tanah Air. Dibandingkan dengan tahun lalu yang mencatat 306 kasus serupa, lonjakan sebesar 263% memperlihatkan tren yang sangat mengkhawatirkan.Menurut laporan, para pelaku umumnya dipekerjakan dalam perusahaan yang menjalankan modus penipuan daring berkedok lowongan kerja legal, dengan tawaran gaji tinggi, pekerjaan ringan, dan fasilitas mewah. Namun kenyataannya, mereka dijebak untuk melakukan penipuan secara sistematis terhadap warga Indonesia.<h3>WNI Membanjiri Kamboja: Lonjakan Migrasi Akibat Industri Judol</h3>Fenomena ini tak lepas dari meningkatnya arus migrasi ke Kamboja dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data KBRI Phnom Penh, pada tahun 2020 tercatat 2.330 WNI yang melakukan lapor diri, sementara pada 2023 jumlahnya melonjak drastis hingga mencapai 17.212 WNI, atau meningkat sebesar 638 persen.&nbsp;Di sisi lain, data Imigrasi Kamboja mencatat lebih dari 89.000 WNI memiliki izin tinggal, dan secara total terdapat lebih dari 131.000 WNI yang tinggal serta bekerja secara legal di negara tersebut.&nbsp;Ledakan populasi ini terjadi seiring dengan menjamurnya industri judi online (judol) di Kamboja yang menjadi magnet utama. Ribuan WNI direkrut dengan iming-iming posisi sebagai staf customer service atau marketing, namun pada kenyataannya banyak yang berakhir menjadi korban kerja paksa dalam praktik penipuan daring (online scamming).&nbsp;Data terbaru dari KBRI tersebut juga menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2024 telah ditangani 2.321 kasus WNI di Kamboja, di mana 1.761 kasus di antaranya atau sekitar 77 persen, terkait langsung dengan penipuan online dan kerja paksa di sektor judol.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jejak-perjuangan-pahlawan-buruh-indonesia">Jejak Perjuangan Pahlawan Buruh Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/korupsi-bjb-dan-bank-jatim-terkuak-ojk-beres-beres-bpd">Korupsi BJB dan Bank Jatim Terkuak, OJK 'Beres-beres' BPD</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/analis-soroti-kualitas-aset-bbca-yang-melemah-simak-rekomendasi-sahamnya">Analis Soroti Kualitas Aset BBCA yang Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya</a></li></ul><h3>Langkah Pemerintah: Cegah Migrasi Ilegal Sejak Hulu</h3>Menteri Pemberdayaan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan bahwa peningkatan migrasi nonprosedural tak hanya terjadi ke Kamboja, tapi juga ke negara-negara seperti Myanmar dan Laos. Jumlah CPMI ilegal ke Myanmar melonjak dari 26 orang (2024) menjadi 698 orang (2025), naik hampir 27 kali lipat.Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Santo Darmosumarto, mengingatkan meski pemerintah telah berulang kali mengimbau dan media telah masif memberitakan, banyak WNI tetap terjebak. Mayoritas dari mereka telah tinggal lebih dari enam bulan di Kamboja.&nbsp;Dubes Santo menegaskan perlunya peningkatan literasi digital dan edukasi tentang lowongan kerja palsu. KBRI juga tengah memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga di Indonesia untuk menangani dan mencegah lebih banyak korban.Peringatan keras juga disampaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Ia menilai lonjakan kematian dan eksploitasi WNI di luar negeri sebagai alarm serius bagi negara.&nbsp;Puan juga mengusulkan pemanfaatan teknologi dan media sosial secara strategis untuk kampanye pencegahan dan deteksi dini penipuan kerja ke luar negeri.Pemerintah pun memperkuat kampanye pencegahan sejak dari daerah asal. Fokus utamanya adalah membendung perekrutan ilegal dan memperkuat pengawasan serta pendampingan calon pekerja migran.Ledakan kasus penipuan daring, kematian, dan eksploitasi terhadap WNI di Kamboja menjadi cermin kegagalan bersama dalam tata kelola migrasi tenaga kerja. Industri ilegal seperti judi online telah menjadi jebakan sistematis lintas negara yang memanfaatkan celah hukum dan rendahnya literasi masyarakat.Masalah ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Indonesia. Dibutuhkan respon regional dan kolaborasi internasional yang kuat, termasuk ASEAN, untuk menyusun sistem perlindungan migran yang tangguh, transparan, dan adaptif terhadap dinamika kejahatan digital lintas negara.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jejak-perjuangan-pahlawan-buruh-indonesia">Jejak Perjuangan Pahlawan Buruh Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/korupsi-bjb-dan-bank-jatim-terkuak-ojk-beres-beres-bpd">Korupsi BJB dan Bank Jatim Terkuak, OJK 'Beres-beres' BPD</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/analis-soroti-kualitas-aset-bbca-yang-melemah-simak-rekomendasi-sahamnya">Analis Soroti Kualitas Aset BBCA yang Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya</a></li></ul><h3>Kasus Kematian</h3>Tragisnya, dalam tiga bulan pertama 2025, tercatat 28 kematian WNI di Kamboja, naik 75% dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan laporan rumah sakit dan kepolisian Kamboja, penyebab utama kematian meliputi:<ul><li>Penyakit jantung dan stroke: 11 kasus (39%)</li><li>Diabetes, gagal ginjal/liver: 5 kasus (18%)</li><li>Kanker, epilepsi, DBD, gangguan internis: 4 kasus (14%)</li><li>HIV/AIDS dan penyakit menular seksual: 3 kasus (11%)</li><li>Kecelakaan lalu lintas dan kerja: 3 kasus (11%)</li><li>TBC dan penyakit paru-paru: 2 kasus (7%)</li></ul>Data tersebut memperlihatkan bahwa selain eksploitasi ekonomi, para WNI juga menghadapi risiko kesehatan serius, baik dari tekanan kerja maupun minimnya akses layanan kesehatan memadai.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Bendera Nasional Kamboja Terlihat Saat Buruh Bekerja di Lokasi Konstruksi di Phnom Penh, Kamboja (Reuters/Samrang Pring)

Bendera Nasional Kamboja Terlihat Saat Buruh Bekerja di Lokasi Konstruksi di Phnom Penh, Kamboja

Data Imigrasi Kamboja mencatat lebih dari 89.000 WNI memiliki izin tinggal, dan secara total terdapat lebih dari 131.000 WNI yang tinggal serta bekerja secara legal di negara tersebut. 

Harga Emas Hari Ini

Kasus WNI Bermasalah di Kamboja Melonjak 174 Persen, Mayoritas karena Penipuan Online