IDHAM.png

JAKARTA – Kejahatan siber terus berkembang pesat, dengan tren baru yang semakin canggih, termasuk penggunaan deepfake dan kecerdasan buatan (AI) dalam modus penipuan.&nbsp;CEO PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Niki, mengungkapkan bahwa ancaman ini sudah menjadi masalah sistemik yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk regulator, industri, dan media, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.Dalam beberapa waktu terakhir, teknologi deepfake berkembang pesat dan semakin mudah digunakan. Menurut Niki, saat ini hanya dengan satu foto, seseorang sudah bisa membuat video deepfake dengan kualitas yang nyaris tidak bisa dibedakan dari aslinya.“Tools untuk membuat deepfake itu tidak rumit. Bahkan malware bisa dibeli dengan harga Rp500 ribu dan digunakan berkali-kali untuk menipu ratusan hingga jutaan korban,” ujar Niki saat ditemui seusai acara peluncuran VIDA Authentication Suite di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ojk-pantau-perkembangan-decentralized-finance-berikut-potensi-dan-risiko-yang-dicermati">OJK Pantau Perkembangan Decentralized Finance, Berikut Potensi dan Risiko yang Dicermati</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kebijakan-lpg-3-kg-mulai-berdampak-di-solo-pengecer-enggan-jadi-pangkalan">Kebijakan LPG 3 Kg Mulai Berdampak di Solo, Pengecer Enggan Jadi Pangkalan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/yield-srbi-turun-dampak-positif-bagi-saham-bbca-bmri-dan-bbri">Yield SRBI Turun, Dampak Positif bagi Saham BBCA, BMRI, dan BBRI</a></li></ul>Selain deepfake, AI generatif (Gen AI) juga semakin sering digunakan untuk membuat skrip penipuan yang lebih meyakinkan. Skrip yang dibuat dengan AI memiliki nada dan gaya bahasa yang profesional, menyerupai komunikasi resmi dari institusi keuangan.“Sekarang penipuan lewat telepon itu sangat profesional, skripnya terdengar seperti dari call center bank asli. Bahkan data pribadi korban, seperti nama, nomor KTP, dan tanggal lahir, sudah tersebar di berbagai tempat, membuat masyarakat semakin sulit membedakan antara yang asli dan palsu,” jelasnya.<h3>Akun yang Dibajak: Isu Utama Keamanan Siber</h3>Salah satu modus kejahatan siber yang paling sering terjadi di Indonesia adalah account takeover atau pembajakan akun. Hal ini menjadi salah satu keluhan utama yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menurut Niki.“Ini bukan lagi isu sekunder atau tersier, tapi sudah menjadi isu utama. Hampir semua bisnis sudah pernah terkena dampaknya, dan konsumen pun banyak yang menjadi korban,” katanya.Pembajakan akun ini sering kali dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan sistem keamanan berbasis SMS OTP (one-time password), yang masih digunakan oleh banyak layanan keuangan digital.“Lebih dari 90% kasus fraud berasal dari penggunaan SMS OTP. Teknologi ini sudah tidak aman lagi untuk autentikasi. Kita harus meningkatkan standar keamanan agar uang dan identitas masyarakat tetap terlindungi,” ujar Niki.<ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/waspada-ketahui-apa-itu-deepfake-dan-cara-mendeteksinya">Waspada! Ketahui Apa Itu Deepfake dan Cara Mendeteksinya</a></li></ul><h3>Regulasi Perlu Ditingkatkan&nbsp;</h3>Dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, peran regulator seperti Bank Indonesia dan OJK sangat penting. Menurut Niki, beberapa negara sudah mengambil langkah konkret dengan menerapkan aturan ketat bagi lembaga keuangan dan fintech untuk meningkatkan standar keamanan mereka.“Di negara lain, misalnya, fintech atau bank digital yang baru tidak boleh menggunakan standar keamanan lama yang lemah. Jika ingin mendapatkan izin, mereka harus memenuhi standar keamanan yang lebih tinggi,” paparnya.Meski regulasi keamanan siber di Indonesia sudah ada, implementasi dan pengawasannya masih menjadi tantangan. Niki menekankan perlunya kerja sama antara regulator, industri, dan asosiasi untuk memastikan bahwa standar keamanan benar-benar diterapkan dan diawasi secara berkala.“Kita tidak bisa hanya mengandalkan imbauan seperti ‘Jangan bagikan OTP’. Sudah bertahun-tahun imbauan itu diberikan, tapi kasus fraud tetap meningkat. Ini menunjukkan bahwa sistem yang perlu diperbaiki, bukan hanya edukasi kepada masyarakat,” tegasnya.<h3>&nbsp;Menggantikan OTP dengan Teknologi Biometrik</h3>Sebagai solusi, VIDA menawarkan teknologi autentikasi yang lebih aman dan nyaman, seperti phone token dan face token dengan liveness detection. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi digital tanpa perlu bergantung pada SMS OTP.“Kita semua tahu bahwa two-factor authentication (2FA) itu penting. Dengan biometrik, faktor kedua selain perangkat adalah wajah pengguna. Ini jauh lebih aman dibandingkan OTP,” ujar Niki.Teknologi ini sudah banyak digunakan oleh perbankan dan fintech di Indonesia, termasuk oleh bank-bank milik pemerintah. VIDA juga menawarkan integrasi gratis selama enam bulan bagi pelaku bisnis yang ingin meningkatkan keamanan sistem mereka tanpa harus mengeluarkan biaya di awal.“Kami ingin mengajak industri untuk segera beralih ke sistem yang lebih aman. Ini bukan hanya demi kepentingan bisnis, tapi juga untuk melindungi konsumen dari ancaman siber yang semakin kompleks,” jelasnya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lk-21-bahaya-berikut-5-situs-streaming-film-yang-aman">LK21 Bahaya, Berikut 5 Situs Streaming Film yang Aman</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lk-21-sarangfilm-21-ilegal-berikut-8-situs-streaming-film-yang-aman">LK21- Sarangfilm21 Ilegal, Berikut 8 Situs Streaming Film yang Aman</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/link-live-streaming-timnas-indonesia-vs-india-di-mandiri-challenge-u-20">Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs India di Mandiri Challenge U-20</a></li></ul><h3>Tips Melindungi Diri dari Kejahatan Siber</h3>Sebagai langkah preventif, Niki memberikan beberapa tips bagi masyarakat agar tetap aman dalam bertransaksi digital:<ol><li>Jangan bagikan OTP atau informasi pribadi kepada siapa pun, bahkan jika mereka mengaku dari bank atau institusi resmi.</li><li>Gunakan teknologi autentikasi yang lebih aman seperti biometrik atau phone token jika tersedia.</li><li>Hindari mengklik tautan mencurigakan yang dikirim melalui pesan atau email.</li><li>Gunakan password yang kuat dan aktifkan 2FA di semua akun digital.</li><li>Selalu perbarui perangkat lunak dan aplikasi untuk mendapatkan fitur keamanan terbaru.</li></ol>Dengan meningkatnya ancaman siber, baik industri maupun masyarakat perlu lebih waspada dan mengadopsi teknologi keamanan yang lebih canggih. Regulasi yang lebih ketat dan penerapan standar keamanan yang lebih tinggi diharapkan dapat menekan angka kejahatan siber di Indonesia.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

security-4700815_1280.jpg

Kejahatan siber terus berkembang pesat, dengan tren baru yang semakin canggih, termasuk penggunaan deepfake dan kecerdasan buatan (AI) dalam modus penipuan. CEO PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Niki, mengungkapkan bahwa ancaman ini sudah menjadi masalah sistemik yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk regulator, industri, dan media, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Harga Emas Hari Ini

Kejahatan Siber Deepfake Semakin Lumrah, Malware Bisa Dibeli Hanya Rp500.000