WASHINGTON – Dalam sepekan terakhir, Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia internasional. Serangkaian kebijakan dan pernyataan kontroversial yang dikeluarkan mantan Presiden Amerika Serikat ini menuai perhatian, kritik, serta kekhawatiran dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri.Isu yang mencuat mencakup tekanan terhadap bank sentral, pemangkasan besar-besaran anggaran diplomasi, hingga intervensi terhadap institusi pendidikan ternama.Dirangkum oleh Tren Asia dari berbagai sumber, Senin, 21 April 2025, berikut sejumlah langkah kontroversial Trump dalam sepekan terakhir:<h3>1. Tekanan terhadap The Fed dan Desakan Pemangkasan Suku Bunga</h3>Pada 17 April 2025, melalui akun Truth Social miliknya, Trump melontarkan pernyataan keras terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dengan menulis, “Powell’s termination cannot come fast enough!”—sebuah sinyal kuat bahwa ia ingin Powell segera diberhentikan.Dalam keterangannya kepada wartawan, Trump secara terbuka menyampaikan ketidaksukaannya terhadap Powell, bahkan mengklaim telah menyampaikan hal tersebut secara langsung.Ketegangan ini bermula dari keputusan Powell yang menahan penurunan suku bunga, meskipun Trump mendesak pemangkasan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Powell menegaskan bahwa The Fed masih membutuhkan “kejelasan lebih besar” mengenai dampak kebijakan tarif besar-besaran yang diberlakukan Trump sejak awal April 2025. Pandangan suram Powell terhadap prospek ekonomi pasca-tarif dianggap sebagai pemicu kekecewaan Trump.<h3>2. Rencana Pemangkasan Anggaran dan Penutupan Misi Diplomatik</h3>Trump juga mengusulkan pemangkasan drastis terhadap anggaran Departemen Luar Negeri (Deplu) AS untuk tahun fiskal 2026. Usulan tersebut mencakup pengurangan hampir 50% dari US$54,4 miliar menjadi hanya US$28,4 miliar.Langkah ini sejalan dengan pendekatan “America First” yang kembali dikedepankan Trump, yakni mengurangi keterlibatan global AS dan mengalihkan fokus pada penghematan dalam negeri.Rencana tersebut juga meliputi penutupan 10 Kedutaan Besar dan 17 Konsulat AS di berbagai negara, termasuk di Prancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Sudan Selatan. Selain itu, hampir seluruh pendanaan untuk organisasi internasional, termasuk PBB dan misi perdamaian, juga akan dihapuskan. Program pertukaran pendidikan seperti Fulbright turut terkena dampaknya.Meskipun proposal ini belum bersifat final dan masih harus mendapatkan persetujuan dari Kongres, reaksi dari komunitas diplomatik internasional mulai bermunculan. Juru Bicara Deplu AS, Tammy Bruce, menyatakan bahwa pembahasan masih berlangsung, sementara Menteri Luar Negeri Marco Rubio belum menyampaikan sikap resmi.<h3>3. Tekanan Politik terhadap Harvard dan Dunia Akademik</h3>Tidak berhenti di sektor ekonomi dan diplomasi, Trump juga menimbulkan kontroversi di dunia pendidikan tinggi. Target terbarunya adalah Universitas Harvard, yang menurut Trump menolak permintaan pemerintah untuk menyerahkan kendali atas proses rekrutmen mahasiswa, sistem penerimaan, dan kurikulum.Sebagai bentuk tekanan, pemerintah mengancam akan membekukan dana hibah sebesar US$2,2 miliar serta membatalkan kontrak senilai US$60 juta. Trump juga menuntut agar Harvard menutup seluruh program keberagaman, inklusi, dan kesetaraan (DEI).Pemerintah juga berencana menunjuk badan eksternal yang disetujui Gedung Putih untuk mengaudit keberagaman pandangan di lingkungan kampus. Langkah ini dinilai sebagai bentuk intervensi terhadap kebebasan akademik dan keberagaman ide, serta memperkuat narasi konservatif Trump dalam melawan “woke culture” di kampus-kampus ternama.Dalam waktu kurang dari sepekan, Trump kembali menunjukkan dirinya sebagai sosok politik yang tak segan menabrak pakem. Intervensinya terhadap independensi The Fed, kebijakan isolasionis dalam diplomasi, dan tekanan terhadap institusi akademik mencerminkan pendekatan konfrontatif yang mengedepankan nasionalisme ekonomi dan konservatisme budaya.Meskipun belum semua kebijakan tersebut disahkan, rangkaian langkah ini mengindikasikan bahwa jika Trump kembali menduduki Gedung Putih, dunia akan memasuki fase baru yang penuh ketegangan diplomatik, ketidakpastian ekonomi global, serta pergeseran tajam dalam lanskap politik domestik Amerika Serikat.

trump.jpg

Dalam sepekan terakhir, Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia dengan serangkaian kebijakan kontroversial, mulai dari tekanan terhadap The Fed, pemangkasan besar-besaran anggaran diplomasi AS, hingga intervensi politik terhadap Universitas Harvard.

Harga Emas Hari Ini

Kontroversi Terbaru Donald Trump, Usik The Fed hingga Harvard