IDHAM.png

<p>JAKARTA - Kinerja bank-bank milik konglomerat Indonesia menunjukkan hasil yang beragam sepanjang tahun 2024. Beberapa bank berhasil mencatatkan pertumbuhan laba signifikan, sementara lainnya harus menghadapi tekanan yang menyebabkan penurunan kinerja. Bank-bank ini tersebar dalam kelompok modal inti yang berbeda, mulai dari KBMI I (modal inti &lt; Rp6 triliun) hingga KBMI IV (modal inti &gt; Rp70 triliun).</p><p>Berikut rangkuman performa delapan bank milik konglomerat Indonesia sepanjang tahun 2024:</p><h3>Bank Central Asia (BCA): Masih Perkasa di Puncak</h3><p>PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), bank milik keluarga Hartono, mempertahankan posisi teratas dalam hal laba bersih. Sepanjang 2024, BCA berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp922 triliun, meningkat 13,8% secara tahunan. Dana murah (CASA) tetap mendominasi, berkontribusi sebesar 82% dari total DPK senilai Rp924 triliun.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/fenomena-panic-buying-di-indonesia-dari-berebut-minyak-goreng-hingga-emas-antam">Fenomena Panic Buying di Indonesia, dari Berebut Minyak Goreng hingga Emas Antam</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kembali-ke-era-orde-baru">Kembali ke Era Orde Baru</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/indonesia-impor-3-4-juta-ton-lpg-dari-as-pabrik-dalam-negeri-masih-rencana">Indonesia Impor 3,4 Juta Ton LPG dari AS, Pabrik Dalam Negeri Masih Rencana</a></li></ul><h3>Bank Jago: Pertumbuhan Laba Tertinggi</h3><p>PT Bank Jago Tbk. (ARTO), yang dimiliki oleh Jerry Ng, mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 78% menjadi Rp129 miliar pada 2024. Kinerja positif ini mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi dan inovasi produk yang dijalankan sepanjang tahun.</p><h3>Bank Mayapada: Kinerja Positif Meski Moderat</h3><p>PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA), milik konglomerat Dato' Sri Tahir, mencetak laba bersih Rp25,57 miliar pada 2024, tumbuh 15,7% secara tahunan. Pendapatan bunga bersih tumbuh 20,16% menjadi Rp2,58 triliun, sementara kredit yang disalurkan mencapai Rp106,53 triliun. DPK juga meningkat 8,38% menjadi Rp126,37 triliun.</p><h3>Bank Panin: Tergerus Biaya Cadangan</h3><p>PT Bank Panin Tbk. (PNBN), yang berada di bawah kendali Mu’min Ali Gunawan, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 4,62% menjadi Rp2,87 triliun. Tekanan ini disebabkan oleh pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset yang masih cukup besar meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya.</p><p>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/obligasi-bank-jumbo-akan-jatuh-tempo-pefindo-likuiditas-masih-aman"><strong>Obligasi Bank Jumbo Akan Jatuh Tempo, Pefindo: Likuiditas Masih Aman</strong></a></p><h3>Bank Mega: Laba Menyusut Signifikan</h3><p>PT Bank Mega Tbk. (MEGA), milik Chairul Tanjung, mengalami penurunan laba bersih sebesar 25,04% menjadi Rp2,63 triliun. Penurunan ini terjadi seiring turunnya pendapatan bunga bersih sebesar 7,83% dan melemahnya rasio net interest margin (NIM) dari 5,21% menjadi 4,64%. Beban impairment juga mengalami peningkatan yang turut menekan profitabilitas.</p><h3>Bank INA: Koreksi Tajam Laba Bersih</h3><p>PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), milik Anthoni Salim, mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup tajam, yaitu sebesar 60,6% menjadi Rp81,85 miliar. Meski pendapatan bunga bersih naik tipis, tekanan di sisi beban dan efisiensi menjadi tantangan tersendiri bagi kinerja bank ini.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/saham-wifi-berpotensi-naik-220-persen-ini-strategi-dan-fundamental-di-baliknya">Saham WIFI Berpotensi Naik 220 Persen, Ini Strategi dan Fundamental di Baliknya</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/siap-cuan-hari-ini-peluang-terakhir-raup-dividen-bbri-rp-31-4-triliun">Siap Cuan! Hari Ini Peluang Terakhir Raup Dividen BBRI Rp31,4 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/cum-date-dividen-bank-mandiri-11-april-siap-siap-dapat-guyuran-rp-43-triliun">Cum Date Dividen Bank Mandiri 11 April, Siap-Siap Dapat Guyuran Rp43 Triliun!</a></li></ul><h3>Bank MNC: Terpukul Penurunan Pendapatan Bunga</h3><p>PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP), yang dimiliki Hary Tanoesoedibjo, membukukan laba bersih sebesar Rp74,85 miliar atau turun 3,94% secara tahunan. Pendapatan bunga bersih terkontraksi 13,05%, namun penurunan ini sedikit tertolong oleh membaiknya kualitas aset keuangan yang ditunjukkan dari berkurangnya beban impairment sebesar 56,74%.</p><h3>Bank Sampoerna: Penurunan Laba Paling Dalam</h3><p>PT Bank Sahabat Sampoerna mencatatkan penurunan laba bersih paling drastis di antara bank-bank milik konglomerat lainnya. Laba bersih anjlok 75,74% menjadi Rp15 miliar. Penyebab utamanya adalah peningkatan beban penurunan nilai aset keuangan sebesar 35% yang menjadi langkah antisipatif atas memburuknya kualitas kredit.</p>

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Ilustrasi orang di luar bank. (Freepik/pch.vector)

Ilustrasi orang di luar bank.

Kinerja bank-bank milik konglomerat Indonesia menunjukkan hasil yang beragam sepanjang tahun 2024. Beberapa bank berhasil mencatatkan pertumbuhan laba signifikan, sementara lainnya harus menghadapi tekanan yang menyebabkan penurunan kinerja. Bank-bank ini tersebar dalam kelompok modal inti yang berbeda, mulai dari KBMI I (modal inti < Rp6 triliun) hingga KBMI IV (modal inti > Rp70 triliun).

Harga Emas Hari Ini

Laba Bank Milik Konglomerat Indonesia 2024: Siapa Paling Moncer, Siapa Tertekan?