IMG_20240808_234928.jpg

JAKARTA—Umat Katolik di seluruh dunia berduka saat Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, wafat pada Senin 21 April 2025 pagi waktu Roma. Paus meninggal dunia usia 88 tahun usai satu dekade lebih menjalani masa kepausan yang penuh dedikasi dan terobosan.&nbsp;Meski telah wafat, paus asal Argentina itu meninggalkan sederet buah pemikiran yang berharga bagi umat Katolik maupun warga seluruh dunia. Paus Fransiskus diketahui memiliki pemikiran yang menekankan kasih sayang, kesederhanaan, perdamaian hingga kepedulian terhadap lingkungan.&nbsp;Salah satu pemikiran progresifnya tertuang dalam “Laudato Si”. Ensiklik yang memiliki arti “Pertaubatan Ekologis” ini berisi prinsip-prinsip teologi tentang tanggung jawab lingkungan yang dilakukan untuk mengatasi krisis ekologi. Laudato Si juga dapat diartikan sebagai transformasi hati dan pikiran menuju cinta yang lebih besar terhadap Tuhan, sesama, dan ciptaan.Ajaran sosial gereja yang dicetuskan 24 Mei 2015 ini memusatkan perhatian dan keprihatinan gereja pada kelangsungan bumi sebagai rumah bersama. “Bumi adalah seperti seorang saudara perempuan yang dengannya umat manusia berbagi kehidupan dan sesosok ibu yang cantik yang membuka kedua tangannya untuk menguatkan kita.”Demikian kalimat itu ditulis <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=paus%2520fransiskus">Paus Fransiskus</a>, mengawali seruannya untuk para uskup di dunia lewat surat<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=laudato%2520si"> Laudato Si</a>. Itu menjadi surat pertamanya sejak diangkat sebagai Paus pada 2013. &nbsp;Paus terinspirasi Santo Fransiskus Assisi ketika menulis seruan tersebut.&nbsp;“Saudara perempuan kita kini sedang menangis karena bahaya yang sudah kita sebabkan dideritanya oleh karena pemanfaatan yang tak bertanggung jawab dan penyalahgunaan atas benda-benda yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya,” kata pemilik nama lahir Jorge Mario Bergoglio itu.<figure class="image"><img src="https://ik.trn.asia/uploads/2025/04/1745294276908.jpeg"><figcaption>Laudato Si. (Institute of Sisters of Mercy of Australia)</figcaption></figure>Paus memang memiliki perhatian yang besar terhadap kelanjutan lingkungan. Dia menyoroti kerusakan hutan di sejumlah wilayah, polusi, hingga perubahan iklim. Menurut Paus Fransiskus, krisis iklim adalah masalah global dengan implikasi yang mengerikan. “Ini salah satu tantangan utama yang dihadapi manusia sekarang,” ujarnya dalam sebuah kesempatan, dikutip dari Reuters.&nbsp;Paus yang terkenal dengan kesederhanaannya itu juga menyoroti problem air bersih, ketidakadilan global, hilangnya keanekaragaman hayati hingga penurunan kualitas hidup manusia.&nbsp;Dosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Rodemeus Ristyantoro, mengatakan Paus Fransiskus telah mengingatkan kaum muda untuk berani melakukan perubahan gaya hidup. Sebab, menurut Paus, merekalah agen perubahan untuk membangun masa depan yang lebih baik.&nbsp;“Paus mengatakan langkah awal yang perlu diambil adalah dialog tentang pembentukan masa depan planet kita. Dialog tersebut perlu melibatkan semua pihak karena tantangan lingkungan dan akar manusianya merupakan keprihatinan bersama,” ujar Rodemeus, dikutip dari atmajaya.ac.id.&nbsp;<h3>Kompas Moral</h3>Ensiklik Laudato Si juga menjadi kompas moral bagi umat Katolik Indonesia untuk menolak tawaran mengelola tambang. Diketahui, pemerintah belum lama ini menawarkan izin pengelolaan tambang untuk ormas keagamaan.&nbsp;Aktivis Katolik asal Wonosari, Jogja, FX Endro Guntoro, mewanti-wanti Kongres Waligereja Indonesia (KWI) sebagai induk gereja Katolik tidak tergoda izin tambang. Lelaki yang bergiat di Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Wonosari itu mengatakan pertambangan belakangan ini penuh masalah dan justru mengancam kelangsungan dunia.&nbsp;Hal itu, imbuhnya, tak sesuai dengan ajaran Katolik. Dorongan moral tersebut tak lepas dari <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=laudato%2520si">Laudato Si. </a>Endro mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, seluruh paroki gencar mewujudkan isi ensiklik tersebut.&nbsp;Dia mengurai isi ensiklik Paus Fransiskus pada bab pertama yang menyebut dampak aktivitas penambangan mengancam berbagai sektor kehidupan, baik ekosistem dan sumber ekologi bagi kelangsungan kehidupan. “Kami mendukung KWI untuk cermat, berhati-hati dan menyatakan sikap tegas tidak ambil jatah IUP tambang,” ujarnya.Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/laudato-si-dan-dorongan-agar-gereja-tak-ambil-izin-tambang">Laudato Si dan Dorongan Agar Gereja Tak Tergoda Izin Tambang</a>KWI pun kemudian menjadi ormas keagamaan pertama yang terang-terangan menolak privilese mengelola tambang yang diberikan Presiden Joko Widodo. KWI menegaskan gereja Katolik selalu mendorong tata kelola pembangunan sesuai prinsip berkelanjutan.&nbsp;“Pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengorbankan hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. Karena itu, KWI sepertinya tidak berminat untuk mengambil tawaran tersebut,” ujar Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian, Migrant, dan Perantau serta Keutuhan Ciptaan KWI Marthen Jenarut, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 6 Juni 2024.&nbsp;Menurut Marthen, KWI akan tetap konsisten sebagai lembaga keagamaan yang melakukan pewartaan dan pelayanan. Mereka ingin mewujudkan tata kehidupan bersama yang bermartabat.“KWI selalu memegang prinsip kehati-hatian agar segala tindakan dan keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelayanan Gereja Katolik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, keadilan solidaritas, subsidiaritas, kesejahteraan umum/kebaikan bersama serta menjaga keutuhan ciptaan alam semesta,” urai Marthen.

Kunjungi di Indonesia, Paus Fransiskus Akan Ketemu Presiden Serta Kunjungi Masjid Istiqlal

Paus Fransiskus

Meski telah wafat, paus asal Argentina itu meninggalkan sederet buah pemikiran yang berharga bagi umat Katolik maupun warga seluruh dunia. Paus Fransiskus diketahui memiliki pemikiran yang menekankan kasih sayang, kesederhanaan, perdamaian hingga kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu pemikiran progresifnya tertuang dalam “Laudato Si”

Harga Emas Hari Ini

Mengingat Laudato Si, Warisan Paus Fransiskus untuk Pulihkan Bumi