JAKARTA - BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan lima saham defensif yang dinilai tetap layak dipertahankan di tengah gejolak pasar saham usai libur panjang Lebaran 2025. Kondisi didorong multiple sentimen termasuk kenaikan tarif dagang oleh Amerika Serikat dan pelemahan rupiah. &nbsp;Saham-saham tersebut adalah&nbsp;PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),&nbsp;PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),&nbsp;PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO),&nbsp;PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan&nbsp;PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).Analis BRI Danareksa,&nbsp;Erindra Krisnawan, menyebut kelima saham tersebut memiliki fundamental kuat dan bisa menjadi&nbsp;safe haven&nbsp;di tengah tingginya volatilitas pasar akibat tekanan global seperti pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan yield obligasi.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ekspansi-internet-murah-lewat-rights-issue-rp-5-89-triliun-saham-wifi-diincar-investor">Ekspansi Internet Murah Lewat Rights Issue Rp5,89 Triliun, Saham WIFI Diincar Investor</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/meraba-nasib-perbankan-nasional-di-tengah-kekhawatiran-anjloknya-nilai-rupiah">Meraba Nasib Perbankan Nasional di Tengah Kekhawatiran Anjloknya Nilai Rupiah</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ojk-ungkap-21-emiten-siap-buyback-saham-tanpa-rups-nilai-hampir-rp-15-t">OJK Ungkap 21 Emiten Siap Buyback Saham Tanpa RUPS, Nilai Hampir Rp15 T</a></li></ul>Adapun target harga masing-masing saham yang direkomendasikan perusahaan dengan kode broker OD yaitu BBCA di Rp11.900 per saham, ICBP Rp14.000 per saham, GOTO Rp110 per saham, BRIS Rp2.900 per saham, dan NCKL Rp1.500 per saham.<h3>IHSG Terjungkal dan Rebound&nbsp;</h3>Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri mengalami fluktuasi tajam pada pekan pertama perdagangan pasca-Lebaran. Pada Selasa, 8 April 2025, IHSG anjlok 7,9% ke level 5.996,14. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak pandemi COVID-19, menandai ketidakpastian besar di pasar.Pelemahan ini dipicu oleh berbagai faktor global: potensi kenaikan suku bunga The Fed, penguatan dolar AS, ketegangan geopolitik, hingga tekanan teknikal dari aksi jual asing. Nilai transaksi mencapai Rp20,9 triliun, dengan lebih dari 670 saham ditutup melemah.Namun, kondisi berbalik pada Kamis dan Jumat. IHSG berhasil bangkit masing-masing 4,79% dan menguat tipis ke level 6.254,024 pada akhir pekan. Rebound ini menunjukkan adanya aksi beli selektif dan optimisme terhadap saham-saham berfundamental kuat.<h3>Proyeksi dan Risiko Pasar Menurut BRI Danareksa</h3>Dalam riset terbarunya, Jumat 11 April 2025, BRI Danareksa memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran&nbsp;5.900–6.700&nbsp;sepanjang tahun ini. Selain faktor global, penurunan kepemilikan asing di pasar saham menjadi perhatian, yang kini berada di level 17%, meski masih lebih tinggi dibanding masa pandemi (sekitar 12,5%).Erindra menjelaskan bahwa risiko utama saat ini adalah&nbsp;berlanjutnya pelemahan rupiah, yang berpotensi menekan margin perusahaan, terutama di sektor ritel, konsumer, dan otomotif. Di sisi lain, harga bahan baku yang cenderung stabil memberi ruang bagi stabilisasi margin dan pertumbuhan volume penjualan.Kebijakan tarif dari AS terhadap mitra dagangnya diperkirakan hanya memberi dampak terbatas ke Indonesia, karena eksposur ekspor terhadap PDB Indonesia hanya 22%. Ini membuat Indonesia relatif lebih tahan terhadap risiko eksternal dibanding negara emerging market lainnya.Dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan peluang tersebut, BRI Danareksa menyarankan investor untuk tetap fokus pada saham-saham dengan fundamental defensif. Kelima saham pilihan BBCA, ICBP, GOTO, BRIS, dan NCKL dianggap memiliki posisi yang kuat dalam menghadapi tekanan jangka pendek dan berpotensi tetap tumbuh secara berkelanjutan.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Daftar Individu dengan Nilai Saham Terbesar di Indonesia

Tren Data Daftar Individu dengan Nilai Saham Terbesar di Indonesia

Pelemahan ini dipicu oleh berbagai faktor global: potensi kenaikan suku bunga The Fed, penguatan dolar AS, ketegangan geopolitik, hingga tekanan teknikal dari aksi jual asing. Nilai transaksi mencapai Rp20,9 triliun, dengan lebih dari 670 saham ditutup melemah.

Harga Emas Hari Ini

Pasca-Lebaran, IHSG Goyang Hebat! BRI Danareksa Sarankan BBCA hingga GOTO