IDHAM.png

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya peningkatan jumlah penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending yang memiliki rasio tingkat wanprestasi atau TWP90 di atas 5%. TWP90 merupakan indikator risiko kredit macet yang menunjukkan bahwa pinjaman telah melewati 90 hari keterlambatan.&nbsp;Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa per September 2024 terdapat 22 penyelenggara fintech lending yang memiliki TWP90 di atas 5%, bertambah tiga penyelenggara dibandingkan dengan bulan Agustus yang mencatat 19 penyelenggara.“Terdapat sebanyak 19 penyelenggara fintech P2P lending dengan TWP90 di atas 5% per Agustus 2024,” ujar Agusman melalui jawaban tertulis, dikutip Kamis, 7 November 2024.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/biaya-pembatalan-proyek-cbd-ciledug-wijaya-karya-capai-rp-258-62-miliar">Biaya Pembatalan Proyek CBD Ciledug Wijaya Karya Capai Rp258,62 Miliar</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/axa-mandiri-janjikan-keamanan-dana-di-asuransi-dwiguna-apa-bedanya-dengan-unitlink">AXA Mandiri Janjikan Keamanan Dana di Asuransi Dwiguna, Apa Bedanya dengan Unitlink?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/diresmikan-besok-simak-fakta-berdirinya-superholding-danantara">Diresmikan Besok, Simak Fakta Berdirinya Superholding Danantara</a></li></ul><h3>Langkah OJK Atasi Risiko Kredit Macet Fintech Lending</h3>OJK telah mengambil langkah preventif dengan memberikan surat peringatan kepada para penyelenggara fintech yang memiliki rasio TWP90 di atas 5%.&nbsp;Selain itu, OJK meminta setiap penyelenggara untuk menyusun rencana tindakan (action plan) guna memperbaiki kualitas pendanaan.&nbsp;Dalam rencana tersebut, fintech lending diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk mengurangi risiko kredit macet di masa mendatang.“OJK terus melakukan pemantauan kualitas pendanaan fintech lending dan tidak ragu melakukan tindakan pengawasan, termasuk pemberian sanksi administratif jika terdapat pelanggaran ketentuan,” tambah Agusman.<h3>Perbaikan TWP90 Secara Agregat&nbsp;</h3>Secara keseluruhan, tingkat risiko kredit macet atau TWP90 di sektor fintech P2P lending mengalami perbaikan signifikan.&nbsp;Pada September 2024, TWP90 tercatat sebesar 2,38%, menunjukkan penurunan yang cukup besar dibandingkan posisi September 2023 yang sebesar 2,82%.&nbsp;Rasio tersebut menunjukkan bahwa secara industri, tingkat kredit macet fintech lending berada pada kondisi yang stabil, mengingat angka TWP90 tetap di level yang sama dengan Agustus 2024, yaitu 2,38%.<ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/pembiayaan-lender-fintech-lending-anjlok-ojk-dan-afpi-soroti-masalah-tata-kelola">Pembiayaan Lender Fintech Lending Anjlok, OJK dan AFPI Soroti Masalah Tata Kelola</a></li></ul><h3>Laba Fintech P2P Lending Meningkat Signifikan</h3>Di sisi lain, OJK juga melaporkan peningkatan laba industri fintech P2P lending yang signifikan. Agusman mengungkapkan bahwa per September 2024, laba industri fintech lending mencapai Rp 806,05 miliar, atau naik sebesar 66,15% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Bahkan, secara bulanan (month to month), laba ini meningkat sebesar 22,72% dari nilai Rp 656,80 miliar di Agustus 2024.“Peningkatan laba fintech lending ini salah satunya didorong oleh peningkatan pendapatan operasional yang dihasilkan dari transaksi yang terus bertambah,” ungkap Agusman.<h3>Outstanding Pembiayaan Fintech Lending Tumbuh Pesat</h3>OJK mencatat, kinerja pembiayaan fintech P2P lending juga menunjukkan tren positif. Outstanding pembiayaan fintech lending hingga September 2024 mencapai Rp 74,48 triliun, mencatatkan pertumbuhan sebesar 33,73% secara tahunan (year-on-year/yoy).Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat dalam menggunakan layanan fintech lending sebagai alternatif pembiayaan, yang juga mendorong peningkatan profitabilitas di sektor tersebut.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bank-mandiri-perkuat-komitmen-layanan-inklusif-untuk-pertumbuhan-ekonomi-berkelanjutan">Bank Mandiri Perkuat Komitmen Layanan Inklusif untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/robohnya-mahkamah-kami">Robohnya Mahkamah Kami</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/6-rekomendasi-situs-nonton-film-gratis-dan-legal">6 Rekomendasi Situs Nonton Film Gratis dan Legal</a></li></ul><h3>Upaya Berkelanjutan Memperkuat Stabilitas Industri Fintech</h3>Dengan peningkatan rasio TWP90 di beberapa penyelenggara, OJK berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan secara ketat demi menjaga stabilitas dan kesehatan industri fintech lending.&nbsp;Upaya ini termasuk memberikan sanksi administratif dan peringatan kepada penyelenggara yang tidak memenuhi ketentuan.Secara keseluruhan, perbaikan TWP90 dan pertumbuhan laba menjadi indikator positif bagi industri fintech P2P lending. Namun, tantangan dalam mengelola risiko kredit macet tetap menjadi perhatian utama.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia

Fintech P2P Lending (1).jpg

Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya peningkatan jumlah penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending yang memiliki rasio tingkat wanprestasi atau TWP90 di atas 5%. TWP90 merupakan indikator risiko kredit macet yang menunjukkan bahwa pinjaman telah melewati 90 hari keterlambatan. 

Info Sembako hari ini

Penyaluran Pinjaman Ngebut, Pelaku Fintech Lending dengan Kredit Macet Juga Bertambah