JAKARTA - Di tengah tantangan krisis iklim global dan tekad untuk mencapai keberlanjutan, transisi energi muncul sebagai paradigma yang tak terelakkan. Hal ini mengharuskan perubahan mendasar dalam metode produksi dan konsumsi energi. Kunci keberhasilannya terletak pada implementasi prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi panduan integral dalam memandu perubahan ini.Prinsip-prinsip ESG menjadi fondasi yang kuat untuk meneguhkan tanggung jawab lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam mengelola transisi ini. Melalui pendekatan holistik ini, diharapkan perubahan menuju sistem energi yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan lebih efektif dan membawa dampak positif yang berkelanjutan.Secara pengertian, transisi energi merupakan perubahan menuju sumber daya energi yang lebih bersih, terbarukan, dan berkelanjutan. Gagasan ini muncul sebagai respons terhadap dua tantangan utama: ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan perubahan iklim, dan ketidakpastian pasokan energi dari sumber-sumber konvensional.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/berencana-renovasi-rumah-simak-7-tips-berikut">Berencana Renovasi Rumah? Simak 7 Tips Berikut</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/keadaan-darurat-3-upaya-ini-dilakukan-china-untuk-atasi-krisis-demografi">Keadaan Darurat, 3 Upaya Ini Dilakukan China untuk Atasi Krisis Demografi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/turkish-airline-jadi-merek-paling-berharga-di-turkiye">Turkish Airline Jadi Merek Paling Berharga di Turkiye</a></li></ul>Seiring dengan perkembangan teknologi, energi surya, angin, hidro, dan biomassa menjadi lebih viable dan memegang peran sentral dalam pergeseran ini. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), transisi energi harus terjadi dengan cepat dan luas untuk menghindari dampak perubahan iklim yang tidak terkendali.Gayung bersambut, menurut laporan &nbsp;World Energy Outlook melaporkan bahwa pasar energi terbarukan akan tumbuh secara signifikan, menyediakan hampir tiga perempat dari peningkatan kapasitas energi global pada tahun 2040.<h3>Peran ESG dalam Mengawal Transisi Energi</h3>Walaupun harapan dari transisi energi sangat membangkitkan semangat, masih ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Pertama, biaya infrastruktur untuk membangun dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan sering menjadi rintangan utama. Hal ini melibatkan investasi besar dalam pembangunan pembangkit listrik terbarukan, pengembangan jaringan distribusi energi, dan penyimpanan energi.Di samping itu, tantangan politik dan regulasi juga merupakan hal yang perlu diatasi. Peran pemerintah dalam memberikan insentif, merumuskan kebijakan yang mendukung, dan menegakkan standar keberlanjutan menjadi faktor kunci untuk menjamin kesuksesan transisi energi.&nbsp;Koordinasi global juga menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim sebagai tantangan yang bersifat global. Dari sini konsep ESG muncul sebagai panduan untuk memastikan bahwa perusahaan dan organisasi tidak hanya melibatkan diri dalam transisi energi, tetapi juga bertindak dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola internal.<ul><li>Environmental</li></ul>ESG menekankan pada perlunya perusahaan untuk mengukur dan mengelola dampak lingkungan mereka. Sumber daya terbarukan seperti tenaga surya dan angin merupakan fokus utama dalam mengurangi jejak karbon dan melindungi ekosistem. Laporan tahunan dan inisiatif keberlanjutan perusahaan menjadi indikator sejauh mana aspek lingkungan diintegrasikan dalam strategi bisnis.Menurut laporan "Sustainable Energy in America" oleh Business Council for Sustainable Energy, sektor energi terbarukan di Amerika Serikat telah menciptakan lebih dari 400.000 pekerjaan pada tahun 2023 dan memberikan kontribusi sekitar 20% pada kapasitas listrik nasional.<ul><li>Social</li></ul>Aspek sosial ESG memerhatikan dampak positif perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya. Dalam konteks transisi energi, ini mencakup memberikan manfaat ekonomi kepada komunitas lokal dan memastikan bahwa pekerjaan baru yang diciptakan memberikan standar kehidupan yang layak.Contoh nyata adalah proyek-proyek pembangkit listrik tenaga angin di berbagai negara yang menciptakan lapangan kerja lokal dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya. Inisiatif pendidikan dan pelatihan ulang tenaga kerja juga menjadi kunci untuk mengurangi dampak sosial negatif, khususnya dalam komunitas yang tergantung pada industri bahan bakar fosil.<ul><li>Governance</li></ul>Aspek tata kelola ESG mengacu pada bagaimana perusahaan diatur dan dijalankan. Dalam konteks transisi energi, tata kelola yang baik mencakup kebijakan yang mendukung praktik bisnis berkelanjutan, transparansi dalam pelaporan, dan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.Laporan "Global ESG Benchmark for Real Assets" oleh GRESB menunjukkan bahwa perusahaan dengan peringkat ESG yang baik memiliki kinerja keuangan dan operasional yang lebih baik dalam jangka panjang. Ini menciptakan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk mengadopsi prinsip-prinsip ESG.<h3>Tantangan ESG dalam Transisi Energi</h3>Meskipun demikian, tidak setiap perjalanan menuju transisi energi dan implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) berjalan lancar. Tantangan-tantangan tertentu harus dihadapi, salah satunya adalah ketidakpastian hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan risiko investasi. Perubahan dalam kebijakan pemerintah bisa memengaruhi proyek-proyek energi terbarukan dan mengancam keberlanjutan investasi.Namun, di tengah tantangan tersebut, muncul pula peluang. Perusahaan yang mampu mengatasi tantangan ini dan berkomitmen pada prinsip-prinsip ESG memiliki potensi untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar. Kesadaran investor terhadap pentingnya faktor-faktor ESG dalam manajemen risiko dan pemilihan investasi berkelanjutan semakin meningkat.Oleh karena itu, transisi energi dan konsep ESG adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan. Dengan menggabungkan upaya global untuk mengubah pola energi konvensional dengan penerapan prinsip-prinsip ESG yang kuat, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih bersih, lebih berkelanjutan, dan lebih adil.

RIZKY CHANDRA.png

Ilustrasi-bibit-pohon-Pexels-1-1024x573.jpg

Di tengah krisis iklim, transisi energi menjadi paradigma yang tak dapat dihindari. Perubahan mendasar harus dimulai dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG.

Harga Emas Hari Ini

Peran Vital ESG dalam Transisi Energi, Fondasi Masa Depan yang Berkelanjutan