RUMPI.png

<p>JAKARTA - Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Dalam dunia kerja, Gen Z dikenal sebagai generasi yang lebih mudah resign dari pekerjaannya.</p><p>Pelabelan ini tentu tak muncul begitu saja, survei terbaru yang dilakukan oleh salah satu firma audit dan akuntansi profesional terbesar di dunia, Ernst &amp; Young (EY) di 20 negara menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara apa yang diinginkan karyawan dan apa yang ditawarkan oleh pemberi kerja.</p><p>EY merilis Work Reimagined Survey, yang mengambil data dari 17.050 karyawan di 25 industri berbeda di 20 negara.&nbsp;</p><p>Berikut 3 temuan utamanya:</p><h2>1. Lebih dari 34% Karyawan Kemungkinan Akan Resign Tahun Depan</h2><p>Secara khusus, 38% Gen Z dan 37% generasi milenial mengatakan mereka ingin berhenti. Para pekerja ini menyebut gaji adalah hal utama yang mereka perhatikan saat bekerja sementara perusahaan menempatkannya di peringkat ketiga.&nbsp;</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/paparkan-radiasi-berbahaya-perancis-larang-penjualan-i-phone-12">Paparkan Radiasi Berbahaya, Perancis Larang Penjualan iPhone 12</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/demi-wujudkan-nze-2060-pln-terapkan-teknologi-ccs-di-pembangkit">Demi Wujudkan NZE 2060, PLN Terapkan Teknologi CCS di Pembangkit</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kpk-lelang-2-5-kg-emas-sitaan-kasus-rektor-unila-nilainya-rp-2-m">KPK Lelang 2,5 Kg Emas Sitaan Kasus Rektor Unila, Nilainya Rp2 M</a></li></ul><p>Bagi perusahaan, hal paling utama adalah menarik talenta baru dan mempertahankan talenta yang sudah ada.&nbsp;</p><h2>2. Perdebatan <i>Work from Home</i></h2><p>47% perusahaan menginginkan karyawan berada di kantor setidaknya dua atau tiga hari dalam seminggu, namun separuh dari karyawan mengatakan mereka hanya ingin datang ke kantor seminggu sekali, dan 34% ingin sepenuhnya bekerja dari rumah.</p><h2>3. AI Generatif Adalah Sebuah Hal yang Normal</h2><p>49% karyawan berharap untuk menggunakan AI dalam pekerjaan mereka pada bulan depan sementara 84% perusahaan mengharapkan AI menjadi kebutuhan pokok dalam keberlangsungan bisnis.&nbsp;</p><p>Namun ketika membahas mengenai pelatihan AI, hanya 22% pengusaha dan 17% karyawan yang menganggap pelatihan AI adalah prioritas.</p><p>Hasil survei ini juga diamini oleh Jakpat. Survei Jakpat yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 64,9% Gen Z akan resign jika gajinya tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaan, 56,9% akan resign jika jam kerja tidak teratur atau cenderung berlebihan, dan 52,4% akan resign jika budaya kerja yang buruk atau beracun.</p><p>Ada beberapa alasan mengapa Gen Z lebih mudah resign, antara lain:</p><h2>1. Mereka Memiliki Ekspektasi yang Tinggi Terhadap Pekerjaan</h2><p>Gen Z tumbuh di era teknologi dan informasi yang serba cepat dan mudah. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pekerjaan, seperti gaji yang tinggi, jam kerja yang fleksibel, dan budaya kerja yang positif.</p><h2>2. Mereka Lebih Berani Mengambil Resiko</h2><p>Gen Z tidak takut mengambil risiko, termasuk risiko untuk resign dari pekerjaannya. Mereka percaya bahwa mereka dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain.</p><h2>3. Mereka Lebih Peduli dengan Kesehatan Mental</h2><p>Gen Z lebih peduli dengan kesehatan mental daripada generasi sebelumnya. Mereka tidak ingin bertahan di pekerjaan yang membuat mereka stres atau tidak bahagia.</p>

RIZKY CHANDRA.png

quitting-time-concept-illustration_114360-1657.jpg

Dear Bos, Karyawan Gen Z Anda Mungkin Akan Resign Tahun 2024 Mendatang

EY merilis Work Reimagined Survey, yang mengambil data dari 17.050 karyawan di 25 industri berbeda di 20 negara. 