JAKARTA – Pemerintah menargetkan mobilitas orang yang menggunakan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/angkutan-umum">angkutan umum</a> perkotaan bisa mencapai 60%. Khususnya di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek, upaya penataan sistem transportasi terpadu tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).Penataan tersebut dilakukan oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), hasil dari kolaborasi PT KAI dan MRT Jakarta (Perseroda).<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/kementerian-perhubungan">Kementerian Perhubungan</a> (Kemenhub) pun meresmikan Integrasi Transportasi Jabodetabek di Stasiun Tebet hari ini, Rabu, 29 September 2021. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan konektivitas antarmoda di wilayah Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.Peresmian dilakukan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, turut hadir dalam kegiatan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain itu, ada Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Kepala BPTJ Polana B Pamersti, Dirut PT.KAI Didiek Hartantyo, Dirut PT MRT Jakarta (Perseroda) Wiliam Sabandar, dan Dirut Utama PT. MITJ Tuhiyat.“Konsep <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/transportasi">transportasi</a> adalah konektivitas antarmoda. Di Jabodetabek ada Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapid Transit (BRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan kendaraan yang lebih kecil seperti sepeda motor dan lainnya sebagainya,” kata Budi.Menurutnya, konektivitas tersebut bisa dilaksanakan melalui konsep Transit Oriented Development&nbsp;(TOD), sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal.Pada kesempatan tersebut, dilakukan pencanangan kartu dan aplikasi JakLingko sebagai syarat tiket di KRL, MRT, Transjakarta, dan LRT Jakarta.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/brand-busana-jessica-jung-disebut-terlilit-utang-miliaran-won-ceo-akhirnya-buka-suara">Brand Busana Jessica Jung Disebut Terlilit Utang Miliaran Won, CEO Akhirnya Buka Suara</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/per-agustus-2021-amartha-salurkan-kredit-modal-ke-umkm-kuliner-senilai-rp-302-miliar">Per Agustus 2021, Amartha Salurkan Kredit Modal ke UMKM Kuliner Senilai Rp302 Miliar</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/utamakan-kenyamanan-berikut-ciri-ciri-rumah-sehat-yang-perlu-diketahui">Utamakan Kenyamanan, Berikut Ciri-Ciri Rumah Sehat yang Perlu Diketahui</a></li></ul>Kemudian, dilakukan juga pencanangan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek dengan Stasiun Sudirman.&nbsp;“Kami mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kemenhub, Kementerian BUMN, Pemprov DKI Jakarta, BUMN, BUMD, dan pihak terkait lainnya dalam upaya bersama membangun transportasi massal di Jabodetabek yang terintegrasi,” tambahnya.Tanpa kolaborasi, kata dia, integrasi tidak bisa terlaksana dengan baik. Hal ini menjadi penting, khususnya di wilayah perkotaan karena pertumbuhan jumlah penduduknya tinggi. Oleh karena itu, tentu berdampak signifikan terhadap kebutuhan angkutan umum massal.Dengan integrasi tersebut, perpindahan moda transportasi dinilai menjadi lebih mudah, cepat, dan aman. Diharapkan, masyarakat lebih memilih untuk menggunaakan angkutan umum dibanding menggunakan kendaraan pribadi supaya mengurangi kemacetan dan polusi udara.

WhatsApp Image 2021-07-16 at 09.29.50.jpeg

RIZKY CHANDRA.png

Transjakarta buses run on a dedicated line separated from traffic at Pemuda Pramuka bus stop on Jalan Ahmad Yani, East Jakarta.

transjakarta-pemuda-pramuka-1

Mobilitas Angkutan Umum Ditarget Capai 60 Persen, Kemenhub Integrasikan Transportasi Massal di Jabodetabek

JAKARTA – Pemerintah menargetkan mobilitas orang yang menggunakan angkutan umum perkotaan bisa mencapai 60%. Khususnya di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek