JUSTINA.png

JAKARTA - Jurnal Ilmiah terkemuka atau terpercaya termasuk Science dan grup Springer-Nature telah mengumumkan kebijakan editorial baru yang melarang atau membatasi peneliti menggunakan chatbot kecerdasan buatan seperti ChatGPT untuk menulis studi ilmiah.Seperti yang telah Anda ketahui chatbot berupa ChatGPT OpenAi telah terkenal sejak bulan Desember karena kemampuannya untuk menanggapi permintaan pengguna dan bisa bercakap-cakap seperti manusia.&nbsp;Beberapa peneliti kecerdasan buatan atau AI memuji model bahasa sebagai sebagai kemajuan besar dan dapat merevolusi seluruh industri. Bahkan, bisa jadi menggantikan alat mesin pencari seperti <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=google">Google</a>.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-dari-20-gempa-terbesar-dalam-sejarah-ternyata-terjadi-di-indonesia">5 dari 20 Gempa Terbesar dalam Sejarah Ternyata Terjadi di Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/info-bmkg-prakiraan-cuaca-hari-ini-29-januari-2023-dan-besok-untuk-wilayah-dki-jakarta">INFO BMKG: Prakiraan Cuaca Hari Ini 29 Januari 2023 dan Besok untuk Wilayah DKI Jakarta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/info-bmkg-gempa-guncang-daruba-di-laut-13-km-barat-daya-5-6-magnitudo">INFO BMKG: Gempa Guncang Daruba di Laut 13 km Barat Daya 5.6 Magnitudo</a></li></ul>Chatbot AI juga dilaporkan mampu meringkas studi penelitian, memberikan alasan dan menjawab pertanyaan logis, bahkan baru-baru ini bisa memecahkan ujian dari sekolah bisnis dan sekolah medis yang penting bagi siswa untuk lulus.Meski begitu, pengguna chatbot AI juga telah menandai bahwa kadang-kadang chatbot tersebut memberikan tanggapan yang terdengar masuk akal tapi sebetulnya salah.Oleh karena itu Holden Thorp, pemimpin redaksi jurnal Science mengatakan bahwa grup penerbit memperbarui kebijakannya untuk menetapkan bahwa teks apa pun yang dihasilkan oleh ChatGPT (atau alat AI lainnya) tidak dapat digunakan dalam pekerjaan, juga gambar atau grafik menjadi produk dari alat tersebut.“Program AI tidak bisa menjadi penulis,” katanya, seperti yang dikutip dari laman The Independent pada 30 Januari 2023.Editor jurnal tersebut mencatat bahwa pelanggaran terhadap kebijakan ini dapat merupakan pelanggaran ilmiah yang setara dengan plagiarisme atau memanipulasi gambar studi secara tidak adil.Sementara itu, grup penerbitan lain seperti Elsevier yang memiliki lebih dari 2.500 jurnal juga telah merevisi kebijakan mereka tentang kepengarangan setelah ChatGPT menjadi terkenal.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/memasuki-tahun-kelinci-air-ini-yang-harus-dilakukan-shio-untuk-tingkatkan-hoki">Memasuki Tahun Kelinci Air, Ini yang Harus Dilakukan Shio untuk Tingkatkan Hoki</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/simak-peruntungan-shio-lengkap-di-tahun-kelinci-air-2023">Simak! Peruntungan Shio Lengkap di Tahun Kelinci Air 2023</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/lengkap-ini-menu-masakan-khas-mangkunegaran-yang-bisa-dicicipi-di-taman-pracima">Lengkap! Ini Menu Masakan Khas Mangkunegaran yang Bisa Dicicipi di Taman Pracima</a></li></ul>Elsevier mengumumkan bahwa sementara model AI semacam ChatGPT dapat digunakan untuk meningkatkan keterbacaan dan bahasa artikel penelitian, tetapi tidak dapat digunakan untuk menggantikan tugas utama yang harus dilakukan oleh penulis, seperti menafsirkan data atau menarik kesimpulan ilmiah.

WhatsApp Image 2023-01-11 at 10.04.54 AM.jpeg

chatgpt-inix.jpg

Peneliti Dilarang Menggunakan ChatGPT untuk Membuat Jurnal Ilmiah

Jurnal Ilmiah terkemuka atau terpercaya termasuk Science dan grup Springer-Nature telah mengumumkan kebijakan editorial baru yang melarang atau membatasi peneliti menggunakan chatbot kecerdasan buatan seperti ChatGPT untuk menulis studi ilmiah.