JUSTINA.png

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/who">WHO</a> merasa sangat khawatir tentang penyebaran <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=covid-19" download="download">COVID-19</a> di Eropa yang telah melonjak menjelang musim dingin.&nbsp;Dr. Hans Kluge, Direktur Regional WHO memperingatkan bahwa ada setengah juta lebih orang yang mungkin meninggal akibat virus pada bulan Maret jika negara-negara ini melanjutkan bisnis seperti biasa.Seperti yang dilansir dari laman The Independent, Dr. Hans Kluge menambahkan bahwa saat musim dingin yang bersamaan dengan dominasi varian Delta yang lebih menular, telah meningkatkan tingkat ancaman.&nbsp;Hal itu ditambah dengan fakta bahwa terlalu banyak orang yang rentan terhadap virus ini karena tidak divaksinasi atau kehilangan perlindungan sebagai akibat dari lamanya waktu vaksinasi terakhir mereka.Penyebaran ini tetap hanya dapat diatasi dengan langkah-langkah pencegahan seperti patuh mengenakan masker, dan meningkatkan penggunaan vaksin.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/protelindo-undur-tender-wajib-saham-supr-sarana-menara-rencana-buyback-saham">Protelindo Undur Tender Wajib Saham SUPR, Sarana Menara Rencana Buyback Saham</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pembatasan-dibuka-garuda-indonesia-teken-mo-u-dengan-singapura-airlines">Pembatasan Dibuka, Garuda Indonesia Teken MoU dengan Singapura Airlines</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/defisit-apbn-oktober-2021-masih-3-29-persen-begini-catatan-indef">Defisit APBN Oktober 2021 Masih 3,29 Persen, Begini Catatan Indef</a></li></ul>Seperti yang diketahui, virus COVID-19 telah muncul kembali di Eropa dalam beberapa pekan terakhir, yang membuat beberapa negara kembali memberlakukan pembatasan yang sebelumnya telah dicabut beberapa bulan lalu. WHO bahkan menyatakan awal bulan ini Eropa kembali menjadi pusat pandemi.Di beberapa negara yang berada di Eropa Timur di mana pemberian vaksin masih rendah telah menyebabkan kematian akibat virus, sehingga pembatasan akan diterapkan pada orang yang tidak divaksinasi.&nbsp;Republik Ceko bahkan telah memberlakukan penguncian yang efektif pada orang-orang yang tidak divaksinasi, sementara Slovakia telah melarang mereka dari melakukan pertemuan umum dan mengunjungi toko-toko selama tidak perlu untuk melakukannya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sektor-properti-menggeliat-pakuwon-jati-kantongi-pendapatan-rp-37-8-triliun">Sektor Properti Menggeliat, Pakuwon Jati Kantongi Pendapatan Rp3,78 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dapat-cuan-cuma-modal-hp-ini-cara-menghasilkan-uang-lewat-internet-di-situs-upload-foto">Dapat Cuan Cuma Modal HP, Ini Cara Menghasilkan Uang Lewat Internet di Situs Upload Foto</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/perdagangan-indonesia-ungguli-malaysia-ekspor-nonmigas-meroket-200-persen">Perdagangan Indonesia Ungguli Malaysia, Ekspor Nonmigas Meroket 200 Persen</a></li></ul>Austria bahkan telah melaporkan kasus harian lima kali lebih banyak dari bulan lalu, yang kemudian kembali melakukan lockdown penuh, yang kemungkinan akan diikuti oleh Jerman.&nbsp;Lockdown juga akan dilanjutkan oleh Belanda yang sebelumnya dilanda kerusuhan hebat pada hari Jumat di Rotterdam.

WHO Khawatirkan Terjadinya Lonjakan Kasus COVID-19 di Eropa
