JAKARTA - Di tengah gejolak ekonomi global yang makin tidak menentu akibat kebijakan tarif agresif dari Amerika Serikat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga.&nbsp;Meski tekanan global meningkat, Indonesia dinilai tangguh dan siap mengantisipasi risiko yang muncul dari dinamika kebijakan luar negeri ekonomi negara adidaya tersebut. Menurut Sri Mulyani, ketegangan perdagangan yang dimulai oleh Amerika Serikat berimbas luas pada sistem keuangan dunia.“Situasi dari sistem keuangan pada kuartal I/2025 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global,” papar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis, 24 April 2025.Ketidakpastian ekonomi global semakin meningkat sejak Pemerintah AS menerapkan kebijakan tarif impor baru yang menyasar produk-produk asal China dan sejumlah negara mitra dagang lainnya.&nbsp;Langkah ini memicu respons resiprokal dari negara-negara terdampak, dan kembali menempatkan ekonomi global dalam pusaran perang dagang yang menyerupai kondisi 2018-2019."Kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan diperkirakan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi," ungkap Sri Mulyani.Menurut Sri Mulyani, kebijakan proteksionis semacam ini menciptakan ketidakpastian dalam tata kelola perdagangan dan investasi antarnegara, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.&nbsp;Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2025 dari 3,3% menjadi 2,8%.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pertumbuhan-kredit-lampaui-ekspektasi-bca-pertahankan-guidance-di-6-8-persen">Pertumbuhan Kredit Lampaui Ekspektasi, BCA Pertahankan Guidance di 6-8 Persen</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sejarah-kepausan-katolik-bagian-ii-runtuhnya-kekaisaran-romawi">Sejarah Kepausan Katolik (Bagian II): Runtuhnya Kekaisaran Romawi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ppatk-temukan-korupsi-terstruktur-rp-984-triliun-negara-di-ambang-kleptokrasi">PPATK Temukan Korupsi Terstruktur Rp984 Triliun, Negara di Ambang Kleptokrasi</a></li></ul><h3>Pasar Keuangan Global Menghindari Risiko</h3>Ketegangan juga berdampak besar pada perilaku pelaku pasar global. Fenomena risk aversion atau kecenderungan menghindari risiko kembali mendominasi pasar.&nbsp;Hal ini tercermin dalam turunnya yield US Treasury, melemahnya indeks dolar AS (DXY), serta peralihan arus modal ke aset-aset safe haven seperti emas dan pasar keuangan negara-negara maju seperti Jepang dan Eropa.Bagi negara-negara berkembang, gejolak ini menimbulkan tantangan baru berupa capital outflow (keluarnya modal asing) dan tekanan terhadap nilai tukar mata uang domestik. Indonesia pun tak luput dari tekanan tersebut.Capital outflow dapat menimbulkan tekanan berlapis, mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah, meningkatnya volatilitas pasar keuangan, hingga potensi naiknya biaya utang luar negeri.&nbsp;Kondisi ini pada akhirnya dapat mempersempit ruang kebijakan fiskal dan moneter, serta mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan apabila tidak diantisipasi dengan koordinasi kebijakan yang kuat antar lembaga keuangan.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pertumbuhan-kredit-lampaui-ekspektasi-bca-pertahankan-guidance-di-6-8-persen">Pertumbuhan Kredit Lampaui Ekspektasi, BCA Pertahankan Guidance di 6-8 Persen</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/sejarah-kepausan-katolik-bagian-ii-runtuhnya-kekaisaran-romawi">Sejarah Kepausan Katolik (Bagian II): Runtuhnya Kekaisaran Romawi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ppatk-temukan-korupsi-terstruktur-rp-984-triliun-negara-di-ambang-kleptokrasi">PPATK Temukan Korupsi Terstruktur Rp984 Triliun, Negara di Ambang Kleptokrasi</a></li></ul><h3>Kesiapan Indonesia Hadapi Gejolak</h3>Meskipun tekanan global cukup besar, Sri Mulyani menegaskan bahwa sistem keuangan domestik tetap dalam kondisi solid. KSSK sepakat untuk terus memperkuat koordinasi dan kewaspadaan lintas lembaga dalam menghadapi perkembangan global yang cepat berubah.Sri Mulyani juga menekankan bahwa risiko global masih akan tinggi pada awal kuartal II/2025, terutama dengan mulai diberlakukannya tarif resiprokal dari negara-negara mitra dagang terhadap produk-produk asal AS.&nbsp;“Memasuki awal kuartal II/2025 downside risk dari global terpantau masih tinggi, sehingga perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan,” kata Sri Mulyani.Ia menilai, dinamika ini bisa menciptakan pola perlambatan global yang lebih dalam jika tidak segera dikendalikan melalui diplomasi dagang dan kerja sama multilateral.

Sri Mulyani  dalam APBN KiTa Edisi November pada Jumat, 8 November 2024.

1000355700.jpg

Situasi dari sistem keuangan pada kuartal I/2025 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.

Harga Emas Hari Ini

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tertekan, Tapi Masih Bertahan