AMIRUDDIN ZUHRI.png

YOGYAKARTA- Pandemi COVID-19 telah memunculkan persoalan baru pada <a href="https://www.trenasia.com/who-sebut-kesehatan-mental-jadi-hantu-baru-di-tengah-pandemi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">kesehatan mental masyarakat</a>. Pakar Kesehatan Jiwa UGM, Dr Ronny Tri Wirasto menyebutkan ada tiga persoalan besar kesehatan mental yang banyak muncul di tengah wabah virus corona saat ini.



 &#8220;Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan k<a href="https://www.trenasia.com/wow-travelling-ternyata-bagus-untuk-kesehatan-mental/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">ecenderungan mental yang rentan</a> hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga,&#8221; katanya.



Ronny menjelaskan pembatasan sosial berpengaruh pada<a href="https://www.trenasia.com/menjaga-kesehatan-mental-saat-pandemi-dengan-konsep-hidup-ikigai/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> kesehatan mental </a>sebab manusia harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Jika sebelum pandemi terbiasa berinteraksi langsung dengan orang lain, tetapi situasi saat ini menyebabkan seseorang tiba-tiba harus membatasi melakukan interaksi secara langsung.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/online-trends-are-booming-serial-1-exploring-the-drivers-of-indonesias-digital-economy/">Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia&#8217;s Digital Economy</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ugm-jadikan-wisma-kagama-dan-uc-hotel-sebagai-selter-covid-19/">UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bangun-infrastruktur-baru-google-perluas-layanan-cloud-di-india/">Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bantu-start-up-erick-refocusing-telkom-dan-telkomsel/">Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/booming-tren-daring-serial-5-sdm-dan-infrastruktur-tertinggal-perlindungan-data-tak-andal/">Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal</a></li>
</ul>


Situasi ini bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi. Dengan kata lain kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil. Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga.



Persoalan kedua, <a href="https://www.trenasia.com/who-sebut-kesehatan-mental-jadi-hantu-baru-di-tengah-pandemi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">pandemi COVID-19 </a>menjadikan penggunaan internet meningkat. Kebijakan pembatasan sosial membuat internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat hingga menimbulkan adiksi/kecanduan.  Ronny menyampaikan <a href="https://www.trenasia.com/menjaga-kesehatan-mental-saat-pandemi-dengan-konsep-hidup-ikigai/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">perilaku adiksi internet </a>ini salah satunya karena seseorang mencari informasi terkait COVID-19.



Selain adiksi terhadap internet,  masalah ketiga di masa pandemi ini juga memunculkan fenomena <a href="https://www.trenasia.com/wow-travelling-ternyata-bagus-untuk-kesehatan-mental/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">kecanduan pada game online.</a> Sebab, kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.



&#8220;Kalau ini berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu, dan menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar,&#8221; demikian jelas Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM Kamis 14 Oktober 2020.



Selain ketiga masalah yang muncul tersebut, <a href="https://www.trenasia.com/who-sebut-kesehatan-mental-jadi-hantu-baru-di-tengah-pandemi/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">kerentanan mental pada pasien </a>yang telah sembuh dari COVID-19 juga menjadi persoalan besar dalam kesehatan mental di tengah pendemi ini. Hal tersebut terjadi karena masih adanya stigma atau pelabelan pada pasien di masyarakat. Stigma di masyarakat ini menjadikan pasien yang sembuh dari COVID-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding saat belum terpapar COVID-19.



Melihat masih banyaknya persoalan kesehatan mental di masyarakat, Ronny mengimbau kepada setiap individu atau masyarakat untuk menciptakan suasana yang ramah dan penuh kasih bagi sekitar. Pasalnya, hingga saat ini <a href="https://www.trenasia.com/wow-travelling-ternyata-bagus-untuk-kesehatan-mental/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">implusifitas atau perilaku berlebih-lebihan</a> menjadi persoalan mental yang menonjol meskipun hal tersebut tidak disadari masyarakat.

Ilustrasi: Warga beraktivitas dengan menggunakan masker di kawasan Thamrin, Jakarta, Jum&#8217;at, 11 September 2020. Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman Jakarta sudah mulai memasuki puncak pandemi virus corona dimana puncak Covid-19 di Jakarta bakal terjadi pada akhir bulan ini hingga pertengahan Oktober 2020 mendatang. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

prediksi-puncak-corona-7

Ilustrasi: Warga beraktivitas dengan menggunakan masker di kawasan Thamrin, Jakarta/Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Waspadai Tiga Masalah Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

YOGYAKARTA- Pandemi COVID-19 telah memunculkan persoalan baru pada kesehatan mental masyarakat. Pakar Kesehatan Jiwa UGM, Dr Ronny Tri Wirasto menyebutkan ada tiga persoalan besar kesehatan mental yang banyak muncul di tengah wabah virus corona saat ini.  &#8220;Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga,&#8221; katanya. Ronny [&hellip;]