Laba
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), bank milik keluarga Hartono, mempertahankan posisi teratas dalam hal laba bersih. Sepanjang 2024, BCA berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp922 triliun, meningkat 13,8% secara tahunan. Dana murah (CASA) tetap mendominasi, berkontribusi sebesar 82% dari total DPK senilai Rp924 triliun.

Ilustrasi orang di luar bank. (Freepik/pch.vector)

Saat Laba Menipis, Target Saham Gudang Garam (GGRM) Kena Gunting
Emiten rokok, Gudang Garam (GGRM) alami penurunan laba bersih hingga 81% pada 2024. Alhasil, sekuritas gunting target harga saham perseroan dengan rekomendasi hold.

PT Timah (TINS) Balikkan Kerugian jadi Untung Rp1,19 Triliun
Perusahaan pertambangan pelat merah ini berhasil membalikkan kerugian sebesar Rp449,67 miliar pada 2023 menjadi laba bersih sebesar Rp1,19 triliun, melonjak 364% hanya dalam waktu satu tahun.

Dampak PSAK 117: Benarkah Laba dan Ekuitas Perusahaan Asuransi Menurun?
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, menegaskan bahwa perusahaan asuransi telah melakukan berbagai langkah untuk mengadopsi PSAK 117. Salah satu upaya tersebut adalah penyampaian laporan parallel run secara bertahap sejak triwulan I hingga IV tahun 2024.