Energi Nuklir
DEN mengklaim 74% masyarakat Indonesia telah terbuka dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Dia menyebut persentase itu terhitung tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain ketika berada di masa awal pengembangan energi nuklir.
Pemandangan udara menunjukkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Shika setelah gempa bumi melanda wilayah tersebut di Shika, prefektur Ishikawa, Jepang (Reuters/Kyodo)
OJK Beberkan Potensi Pembiayaan Energi Nuklir dalam Transformasi Keberlanjutan
Di tingkat global, beberapa bank asing telah mulai melirik pembiayaan energi nuklir. Contohnya, European Investment Bank (EIB) telah memasukkan energi nuklir dalam daftar proyek yang dapat dibiayai sebagai bagian dari program keberlanjutannya. Selain itu, Prancis dan Finlandia menjadi negara di Eropa yang secara aktif mengembangkan energi nuklir sebagai solusi energi rendah karbon.
Pengembangan Nuklir Dinilai Solusi Semu dalam Transisi Energi
Rencana pengembangan energi nuklir di Indonesia diminta ditinjau ulang. Selain berbiaya mahal dan berisiko besar pada lingkungan, energi nuklir dinilai akan semakin membebani biaya subsidi listrik di masa mendatang.
Ketika Nuklir Tak Lagi jadi Opsi Terakhir
Dengan target besar Net Zero Emission (NZE) pada 2060, pemerintah membuka babak baru dalam pengelolaan energi nasional lewat pengembangan energi berbasis nuklir. Namun, bagaimana energi nuklir yang sering menjadi perdebatan dapat diintegrasikan ke dalam peta jalan energi bersih Indonesia?