Pt Vale Indonesia Tbk
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghadapi tekanan berat sepanjang 2024 akibat berlanjutnya tren penurunan harga nikel. Dampak dari kondisi ini terlihat dari laba bersih perseroan yang anjlok 78,96% menjadi US$57,76 juta atau sekitar Rp931,33 miliar.

Signing of definitive transaction agreements for the acquisition of PTVI Shares. Vale INCO pada Senin, 26 Februari 2024.

Vale (INCO) Bidik Penurunan Emisi 33 Persen pada 2030
Saat ini, operasi pengolahan nikel Vale didukung oleh tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe, dengan total kapasitas produksi 365 ribu megawatt per tahun.

Vale (INCO) Masih Cari Mitra Baru Garap Smelter Nikel HPAL Sorowako
PT Vale Indonesia (INCO) masih mencari mitra baru untuk proyek smelter nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL) di Sorowako. Proyek smelter senilai sekitar US$2,1 miliar atau Rp32,6 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS) tersebut saat ini tengah digarap perseroan bersama mitranya, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou).

Tumbang 82 Persen, Laba Vale di Semester I 2024 Tinggal Rp576,1 Miliar
Pendapatan Vale Indonesia juga ambles 27,3% menjadi US$478,7 juta dari US$658,9 juta.Sehingga, laba per saham dasar merosot ke level US$0,0036 per lembar pada akhir Juni 2024.