Rokok Elektronik
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh JAMA Network pada 17 Januari 2025 bertajuk “Prevalence of Popular Smoking Cessation Aids in England and Associations With Quit Success” mengungkapkan bahwa produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektronik, menjadi alat bantu berhenti merokok yang populer digunakan di Inggris.

Pemilik toko yang juga Anggota APVI, Rhomedal (kanan) memasang stiker himbauan di toko Vapepackers, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba pada produk tembakau alternatif atau rokok elektrik melalui gerakan sosial bertajuk “Gerakan Pencegahan Penyalahgunaan Rokok Elektrik (GEPPREK)” yang juga telah dilakukan di Denpasar, Bali, dan Bandung, Jawa Barat. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Perkembangan Rokok Elektrik di Indonesia dan Dampaknya pada Perekonomian
Rokok elektrik atau vape telah menjadi fenomena global yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Indonesia. Produk ini, yang awalnya dirancang sebagai alternatif yang dianggap lebih aman bagi perokok tradisional, kini telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, terutama generasi muda.

Asosiasi Konsumen Rokok Elektronik: Kemasan Polos Hambat Hak Konsumen
Asosiasi konsumen rokok elektronik meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkaji ulang kebijakan penyeragaman kemasan polos tanpa identitas merek yang tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) tentang Pengamanan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik.

Stres di Tempat Kerja Picu Merokok? Kenali Gejalanya dan Alternatif Mengatasinya
Kebiasaan buruk tersebut dapat ditekan dengan menerapkan konsep pengurangan risiko bagi perokok dewasa melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.